Banda Aceh (Antara Sumsel) - Sebanyak 315 ekor kuda daratan "Tanah Gayo" memeriahkan lomba pacuan tradisional memeriahkan hari lahirnya Kute Takengen Kabupaten Aceh Tengah.

"Pacuan tradisonal tidak hanya bermakna sebagai olahraga tapi juga hiburan yang sekaligus menarik kunjungan wisatawan ke Aceh Tengah," kata Wakil bupati Aceh Tengah Khairul Asmara di Takengon, Senin.

Wakil bupati menjelaskan ratusan ekor kuda yang mengikuti lomba tidak hanya milik masyarakat tuan rumah, tapi juga didatangkan dari Kabupaten Bener Meriah dan Gayo Lues.

Kegiatan itu, kata Wabup sangat tepat memaknai kelahiran Kuta Takengen karena sejarah serta budaya "Pacu Kude" telah tumbuh menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan dan perkembangan serta peradaban masyarakat daerah ini.

Dari sebanyak 315 ekor kuda yang mengikuti lomba pacuan di lapangan H Muhammad Hasan Gayo Pegasing itu masing-masing  171 ekor asal Aceh Tengah (tuan rumah), 101 ekor Bener Meriah, dan 43 ekor Gayo Lues.

"Kami juga berharap agar pacuan kuda secara tradisional ini terus dipertahankan karena juga bisa dijadikan sebagai media silaturrahmi bagi masyarakat di dataran tinggi Tanah Gayo ini," kata Wakil bupati Khairul Asmara.

Apalagi, ia menjelaskan bahwa pacuan kuda secara tradisional itu juga merupakan bagian dari karakter dan kreativitas yang lahir dari kebutuhan warga terhadap perlunya  media hiburan serta terjalinnya nilai-nilai kebersamaan, persatuan dan kesatuan.

"Karenanya kami harus terus menjaga agar karakter dan kreativitas seni budaya pacuan kuda tetap melekat dalam kehidupan masyarakat Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues," katanya menambahkan.

Ketua Panitia pelaksana lomba Saib Nosarios mengatakan  kegiatan tahun ini lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dikarenakan adanya adanya tambahan fasilitas di lapangan berupa "starting gate".

Pembukaan pacuan tradisional kuda masyarakat itu juga dihadiri Bupati Bener Meriah Ruslan Abdul Gani, dan Bupati Gayo Lues Ibnu Hasyim.
(A042)

Pewarta :
Editor : Awi
Copyright © ANTARA 2024