Pagar Alam (ANTARA Sumsel) - Proses mengukus kue hingga delapan jam membuat makanan khas berasa gurih dan manis itu dinamakan "kue lapan jam" dan menjadi salah satu makanan favorit saat lebaran.
Ana (26) warga Pagar Alam, Sumatera Selatan, Sabtu memilih memasak kue lapan jam dibandingkan dengan makanan khas lainnya.
"Saya pilih kue lapan jam karena membuatnya tidak ribet hanya dikukus," kata dia.
Menurut dia, kue kukus berbahan telur ayam, mentega, susu dan gula itu menjadi salah satu makanan yang paling disukai, karena rasanya manis dan gurih serta teksturnya empuk agak basah.
Ia mengatakan, sebelum dikukus 15 butir telur dicampur setengah kilogram gula putih kemudian dikocok sampai mengembang.
Mentega dicampurkan tetapi dicairkan terlebih dahulu ditambah sekaleng susu kental manis.
Dia menjelaskan, kue lapan jam tak perlu diproses dengan cara berlapis-lapis seperti lapis legit atau engkak ketan, cukup dikukus dan dipastikan air kukusan tersedia maka proses akan berlangsung sempurna.
Dia menambahkan, dalam pembuatan kue lapan jam menjaga kontinuitas api menjadi sangat penting.
Apalagi pembuatan kue lapan jam yang dikukus pakai kayu bakar sehingga harus terus dipastikan kalau kayu menyala.
Sementara itu selain kue lapan jam, maksuba dan lapis legit serta engkak ketan menjadi makanan khas yang biasanya disediakan penduduk asli Sumsel saat lebaran, terutama warga Palembang.
Harga kue tersebut menjelang lebaran bervariasi antar Rp150.000 sampai Rp200.000 per loyang ukuran sedang.(Nila)
Ana (26) warga Pagar Alam, Sumatera Selatan, Sabtu memilih memasak kue lapan jam dibandingkan dengan makanan khas lainnya.
"Saya pilih kue lapan jam karena membuatnya tidak ribet hanya dikukus," kata dia.
Menurut dia, kue kukus berbahan telur ayam, mentega, susu dan gula itu menjadi salah satu makanan yang paling disukai, karena rasanya manis dan gurih serta teksturnya empuk agak basah.
Ia mengatakan, sebelum dikukus 15 butir telur dicampur setengah kilogram gula putih kemudian dikocok sampai mengembang.
Mentega dicampurkan tetapi dicairkan terlebih dahulu ditambah sekaleng susu kental manis.
Dia menjelaskan, kue lapan jam tak perlu diproses dengan cara berlapis-lapis seperti lapis legit atau engkak ketan, cukup dikukus dan dipastikan air kukusan tersedia maka proses akan berlangsung sempurna.
Dia menambahkan, dalam pembuatan kue lapan jam menjaga kontinuitas api menjadi sangat penting.
Apalagi pembuatan kue lapan jam yang dikukus pakai kayu bakar sehingga harus terus dipastikan kalau kayu menyala.
Sementara itu selain kue lapan jam, maksuba dan lapis legit serta engkak ketan menjadi makanan khas yang biasanya disediakan penduduk asli Sumsel saat lebaran, terutama warga Palembang.
Harga kue tersebut menjelang lebaran bervariasi antar Rp150.000 sampai Rp200.000 per loyang ukuran sedang.(Nila)