Palembang (ANTARA Sumsel) - Menyalurkan hobi baru yakni berburu sepeda antik atau onthel untuk dijual lagi adalah hal yang dilakukan Romli, hingga ke pelosok desa.
"Pekerjaan berburu sepeda tua elegan hingga ke pelosok desa itu tujuannya untuk dijual lagi dengan penghasilan cukup lumayan," kata Romli di Palembang.
Menurut pecinta onthel ini, ia mencari sepeda tua elegan hingga pelosok dan menawarkannya kembali kepada peminat di Kota Palembang.
Pekerjaan yang baru digeluti dua setengah tahun itu membawanya pada pencarian di beberapa desa di dalam dan luar Sumatera Selatan. Sebut saja daerah Tanjung Raja, Kayu Agung, hingga Kota Padang (Sumatera Barat).
"Khusus di Padang saat ini harga onthel sedang naik," katanya.
Kegiatan melakukan pencarian sepeda antik itu saat sedang ingin saja. "Susah nyari di daerah, sebulan belum tentu bisa dapat," katanya.
Bukan hanya sepeda utuh yang dia cari, tetapi juga Aksesoris maupun onderdil sepeda yang sudah dikenal sejak jaman kolonial itu.
Menurut dia, mendapatkan onderdil dan aksesoris biasanya dari sepeda yang kondisinya tak utuh yang berhasil ia diperoleh dari desa.
Kebanyakan onderdil ataupun batangan besi sepeda yang didapat dimodifikasi untuk kemudian siap ditawarkan ke calon pembeli, katanya menjelaskan.
Di gerai sedrhana miliknya di Jalan Radial Palembang dengan harga yang lebih murah ketimbang sepeda onthel utuh.
Harga yang ditawarkan bervariasi dari kisaran Rp 800 ribu hingga Rp 7.000.000 per unit.
Untuk yang paling mahal adalah koleksi miliknya yang merupakan buatan Belanda tahun 1928. " Koleksi yang di sini rata-rata di bawah tahun 1950-an," katanya.
Untuk yang paling murah, beberapa koleksi merupakan modifikasi dari kerangka lama disusun menjadi beberapa model dengan harga kisaran Rp 800 ribu hingga Rp 1.000.000," katanya.
Peminat sepeda miliknya, kata dia, memang kebanyakan adalah pecinta sepeda onthel merupakan anggota komunitas sepeda tua, karena bagi yang tidak mengerti pasti bilang sepeda kuno ini kemahalan.
Ia menambahkan, komunitas pecinta Onthel di Palembang pun cukup besar, ada kost ( komunitas ontel Sumatera Selatan) dan ada POC (Palembang Onthel Community) yang tiap minggu berkumpul di Kambang Iwak Palembang. (Feny)
"Pekerjaan berburu sepeda tua elegan hingga ke pelosok desa itu tujuannya untuk dijual lagi dengan penghasilan cukup lumayan," kata Romli di Palembang.
Menurut pecinta onthel ini, ia mencari sepeda tua elegan hingga pelosok dan menawarkannya kembali kepada peminat di Kota Palembang.
Pekerjaan yang baru digeluti dua setengah tahun itu membawanya pada pencarian di beberapa desa di dalam dan luar Sumatera Selatan. Sebut saja daerah Tanjung Raja, Kayu Agung, hingga Kota Padang (Sumatera Barat).
"Khusus di Padang saat ini harga onthel sedang naik," katanya.
Kegiatan melakukan pencarian sepeda antik itu saat sedang ingin saja. "Susah nyari di daerah, sebulan belum tentu bisa dapat," katanya.
Bukan hanya sepeda utuh yang dia cari, tetapi juga Aksesoris maupun onderdil sepeda yang sudah dikenal sejak jaman kolonial itu.
Menurut dia, mendapatkan onderdil dan aksesoris biasanya dari sepeda yang kondisinya tak utuh yang berhasil ia diperoleh dari desa.
Kebanyakan onderdil ataupun batangan besi sepeda yang didapat dimodifikasi untuk kemudian siap ditawarkan ke calon pembeli, katanya menjelaskan.
Di gerai sedrhana miliknya di Jalan Radial Palembang dengan harga yang lebih murah ketimbang sepeda onthel utuh.
Harga yang ditawarkan bervariasi dari kisaran Rp 800 ribu hingga Rp 7.000.000 per unit.
Untuk yang paling mahal adalah koleksi miliknya yang merupakan buatan Belanda tahun 1928. " Koleksi yang di sini rata-rata di bawah tahun 1950-an," katanya.
Untuk yang paling murah, beberapa koleksi merupakan modifikasi dari kerangka lama disusun menjadi beberapa model dengan harga kisaran Rp 800 ribu hingga Rp 1.000.000," katanya.
Peminat sepeda miliknya, kata dia, memang kebanyakan adalah pecinta sepeda onthel merupakan anggota komunitas sepeda tua, karena bagi yang tidak mengerti pasti bilang sepeda kuno ini kemahalan.
Ia menambahkan, komunitas pecinta Onthel di Palembang pun cukup besar, ada kost ( komunitas ontel Sumatera Selatan) dan ada POC (Palembang Onthel Community) yang tiap minggu berkumpul di Kambang Iwak Palembang. (Feny)