Palembang (ANTARA) - Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) uji coba budi daya padi apung pada tahun 2025 ini.
Kasi Pelayanan Mutu Teknis Benih Dinas Pertanian Sumsel Wahyu Anita Sari, di Palembang, Sabtu, mengatakan pada tahun 2024 lalu, pihaknya sudah pernah mengujicobakan budi daya padi apung itu, dengan penggunaan sekitar 16 varietas padi.
Dari uji coba tersebut menunjukkan pertumbuhan yang cukup bagus. Namun, tantangan yang dihadapi yaitu organisme pengganggu tanaman (OPT) menjelang masa panen.
Oleh sebab itu, pada tahun 2025 ini, pihaknya akan kembali melakukan uji coba budi daya padi apung dengan memperhatikan faktor-faktor yang menjadi penghambat di tahun sebelumnya.
Baca juga: Sumsel target tambah produksi padi sebanyak satu juta ton
Adapun rencana itu akan dilakukan pada areal seluas 9.000 meter persegi yang terletak di kawasan Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, dengan rencana pembibitan sebanyak 61 varietas padi.
“Nanti berbagai varietas yang kami tanam ini akan dipamerkan dalam acara Gebyar Perbenihan di September 2025, dengan harapan ada pihak yang melihat dan tertarik untuk kemudian bisa berinvestasi dengan metode penanaman padi apung,” ujarnya.
Menurutnya, selain gangguan OPT, dalam pengembangan budi daya padi apung memiliki tantangan lain, seperti faktor biaya operasional juga menjadi salah satu catatan, karena padi apung bisa memerlukan 2-3 kali lipat dari biaya operasional yang biasa digunakan dalam penanaman padi konvensional.
"Sedangkan, dari sisi efisiensi dan efektifnya, memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Tetapi dampaknya itu tadi, produksi bisa meningkat karena penanaman bisa dua kali,” kata dia.
Baca juga: Produksi padi Sumsel tetap terjaga selama musim kemarau