Jakarta (ANTARA) - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait mengatakan bahwa Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) masih perlu membangun kepercayaan publik menyusul masih meluasnya penolakan masyarakat terhadap program tersebut.
Maruarar atau yang akrab disapa Ara meminta BP Tapera untuk membuat strategi yang efektif untuk menarik minat masyarakat berpartisipasi dalam program tersebut, dengan lebih menonjolkan manfaat dan keuntungan menabung di Tapera.
“Kita tahu kemarin ada penolakan terhadap Tapera karena itu sebenarnya tabungan. Menurut saya, tabungan itu sifatnya sukarela gitu. Jadi bagaimana Tapera ini bisa diminati sehingga orang mau menabung di sana bukan karena paksaan, tetapi karena memang menguntungkan, aman, dan legal,” ujarnya setelah melakukan rapat pembahasan program 3 juta rumah bersama Tapera di Jakarta, Senin (25/11).
Ara juga meminta BP Tapera dapat menjamin keamanan dan transparansi dalam pengelolaan dana investasi peserta. Ini penting untuk mencegah terjadinya praktik penyalahgunaan dana seperti yang pernah terjadi pada program-program serupa.
“Mereka harus merebut kepercayaan rakyat, kepercayaan pemerintah, dan kepercayaan pasar. Memastikan transparansi, tidak ada korupsi, efisien,” ujar dia.
“Pekan depan mereka harus menyiapkan (strateginya). Rebut kepercayaan rakyat dengan cara kerja keras, kerja cerdas, kerja bersih, efisien. Bikin strategi yang bagus, program aksi yang bagus. Pilih orang-orang yang benar untuk mengelola ini semua,” katanya menambahkan.
Program Tapera diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tapera ditetapkan pada 20 Mei 2024.
Kepesertaan Tapera yang sebelumnya hanya menyasar pegawai negeri sipil (PNS), kini diperluas kepada pegawai swasta, BUMN, BUMD, BUMDes, TNI/Polri, sampai pekerja mandiri.
Beban iuran 3 persen untuk program tersebut akan ditanggung bersama oleh pekerja dan perusahaan. Dana potongan bersifat wajib dan akan dikelola oleh BP Tapera.
Namun, program ini mendapat penolakan dari sejumlah pekerja karena tidak semua orang dapat menerima manfaat pembiayaan perumahan. Persyaratan pembiayaan Tapera terbatas kepada golongan masyarakat berpenghasilan rendah atau memiliki gaji maksimal Rp8 juta per bulan, serta belum punya rumah.
Dalam PP 21/2024, pemberi kerja wajib mendaftarkan pekerjanya dalam program tabungan perumahan rakyat kepada BP Tapera paling lambat 2027.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menteri Perumahan: Tapera masih harus bangun kepercayaan publik
Berita Terkait
Menteri PKP: Penghapusan BPHTB turunkan harga rumah bagi MBR
Jumat, 15 November 2024 8:45 Wib
Program pembangunan 3 juta rumah diminta gunakan produk dalam negeri
Senin, 4 November 2024 17:51 Wib
ASN Sumsel ditempa untuk mampu bertahan dengan kualitas terbaik
Sabtu, 8 Juni 2024 14:20 Wib
Dinas PKP OKU optimalkan penanganan kebakaran hingga pelosok desa
Rabu, 13 September 2023 19:41 Wib
Kepala Dinas PKP Muba ditetapkan tersangka korupsi proyek air bersih
Kamis, 22 Juni 2023 20:50 Wib
Jokowi: Saling bantu tanpa lihat perbedaan kunci bangsa tangguh
Sabtu, 25 September 2021 9:12 Wib
Selama Lockdown, Pemerintah Malaysia hanya mengizinkan dua orang per keluarga berbelanja
Senin, 31 Mei 2021 1:28 Wib
Rumah padat penghuni di Mampang Prapatan terbakar, 15 unit mobil pemadam dikerahkan
Sabtu, 6 Juni 2020 18:19 Wib