Presiden sebut persoalan hak cipta seni manjadi "PR" besar
Presiden pun berharap digitalisasi perizinan yang diluncurkan bukan hanya berupa website layanan saja, melainkan betul-betul memberikan kemudahan pengurusan perizinan.
Presiden memberikan beberapa contoh kerumitan perizinan yang sempat terjadi dalam penyelenggaraan acara di Indonesia, seperti saat penyelenggaraan MotoGP Mandalika hingga konser musik internasional grup musik Coldplay.
Ia juga menyinggung tentang kesediaan musisi Taylor Swift tampil di Singapura, yang ditengarai karena kecepatan, kemudahan akses perizinan hingga keamanan di negara tersebut.
“Kita tahu yang baru saja diselenggarakan (konser) Taylor Swift di Singapura di Bulan Maret lalu. Diselenggarakan enam hari di Singapura, dan Singapura adalah satu-satunya negara ASEAN yang menyelenggarakan,” kata dia.
Presiden meyakini lebih dari separuh penonton konser Taylor Swift di Singapura itu merupakan orang Indonesia.
“Karena penggemar Taylor Swift kalau kita lihat di Spotify itu, Indonesia itu 2,2 juta orang,” ujarnya.
Kedatangan penonton Indonesia ke Singapura untuk menyaksikan penampilan Taylor Swift, kata dia, membuat aliran uang dari Indonesia justru masuk ke Singapura.
Akibatnya Indonesia kehilangan potensi atas aliran uang, tidak hanya untuk pembayaran tiket, namun juga aliran uang untuk pembayaran hotel, konsumsi hingga transportasi.
“Kenapa sih selalu yang menyelenggarakan adalah Singapura? Ya karena kecepatan dalam melayani, mendatangkan artis-artis tadi. (Serta) Dukungan pemerintah, baik kemudahan akses, keamanan dan lainnya,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden sebut persoalan hak cipta seniman jadi "PR" besar
Presiden memberikan beberapa contoh kerumitan perizinan yang sempat terjadi dalam penyelenggaraan acara di Indonesia, seperti saat penyelenggaraan MotoGP Mandalika hingga konser musik internasional grup musik Coldplay.
Ia juga menyinggung tentang kesediaan musisi Taylor Swift tampil di Singapura, yang ditengarai karena kecepatan, kemudahan akses perizinan hingga keamanan di negara tersebut.
“Kita tahu yang baru saja diselenggarakan (konser) Taylor Swift di Singapura di Bulan Maret lalu. Diselenggarakan enam hari di Singapura, dan Singapura adalah satu-satunya negara ASEAN yang menyelenggarakan,” kata dia.
Presiden meyakini lebih dari separuh penonton konser Taylor Swift di Singapura itu merupakan orang Indonesia.
“Karena penggemar Taylor Swift kalau kita lihat di Spotify itu, Indonesia itu 2,2 juta orang,” ujarnya.
Kedatangan penonton Indonesia ke Singapura untuk menyaksikan penampilan Taylor Swift, kata dia, membuat aliran uang dari Indonesia justru masuk ke Singapura.
Akibatnya Indonesia kehilangan potensi atas aliran uang, tidak hanya untuk pembayaran tiket, namun juga aliran uang untuk pembayaran hotel, konsumsi hingga transportasi.
“Kenapa sih selalu yang menyelenggarakan adalah Singapura? Ya karena kecepatan dalam melayani, mendatangkan artis-artis tadi. (Serta) Dukungan pemerintah, baik kemudahan akses, keamanan dan lainnya,” ujarnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden sebut persoalan hak cipta seniman jadi "PR" besar