Dokter paparkan tata laksana penanganan pasien osteoporosis

id pengobatan osteoporosis,tulang keropos,kesehatan tulang,berita palembang, berita sumsel

Dokter paparkan tata laksana penanganan pasien osteoporosis

Arsip Foto - Pegawai pemerintah menjalani prosedur pemeriksaan tulang. (FOTO ANTARA/Fikri Ali)

Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis ortopedi konsultan dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana memaparkan tata laksana penanganan pasien dengan osteoporosis atau pengeroposan tulang berdasarkan tingkat keparahannya.

"Kalau ternyata tulangnya sudah rapuh atau timbul patah tulang karena keropos, harus diberikan treatment, pengobatan, tergantung berat ringannya juga," kata dr. Ifran Saleh Sp.OT(K) dari RSCM Kencana dalam acara diskusi tentang kesehatan tulang yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

"Kalau enggak parah diberikan obat penguat tulang yang diminum sebulan sekali atau seminggu sekali, minum selama tiga sampai empat tahun," katanya.

Setelah rutin minum obat penguat tulang selama tiga sampai empat tahun, ia melanjutkan, pasien akan diberi waktu istirahat minum obat selama dua tahun.

Selama jeda minum obat, proses pengerasan tulang pasien akan diamati guna mencegah tulang terbentuk terlampau keras dan memastikan tulang dapat pulih sebagaimana semestinya.

Pasien yang telah satu tahun jeda minum obat akan diminta melanjutkan minum obat selama tiga sampai empat tahun lagi.Selain diberi obat penguat tulang, pasien juga akan diberi suplemen vitamin D3 2.000 sampai 5.000 International Units (IU) berdasarkan kondisi kepadatan tulang dan kadar vitamin D dalam darah.

"Kalau kadar vitamin D dalam darah bagus, sekitar 60, minum 400 IU saja. Kalau kadarnya di bawah 30 minum 5.000 IU sama diberikan kalsium rutin 300-500 miligram per hari. Enggak usah banyak-banyak sampai 1 gram, karena bisa keras BAB dan masalah di pembuluh darah," kata dokter Ifran.

Menurut dia, pasien juga disarankan minum susu untuk memenuhi kebutuhan asupan kalsium harian sebanyak 250 miligram.

Dokter Ifran menjelaskan, pemberian obat untuk pasien yang mengalami pengeroposan tulang parah dilakukan dengan infus setiap sebulan atau dua bulan sekali, maksimal tiga bulan sekali.

Pasien osteoporosis yang sampai mengalami patah tulang, ia melanjutkan, akan diberi obat minum dan infus serta kalsium.

Menurut dia, pasien dengan patah tulang yang lebih parah akan menjalani operasi untuk menyuntikkan semen ke tulang dan diberi obat penguat tulang agar tulangnya tidak kembali patah.

Pasien yang mengalami patah tulang panggul, ia melanjutkan, harus menjalani operasi pemasangan pen atau penggantian kepala sendi jika patah tulang terjadi pada leher tulang panggul.

Jika patah tulang terjadi pada bagian lebih bawah dari panggul, ia mengatakan, maka paku akan dipasang agar tulang bisa tersambung kembali dan struktur tulang bisa kembali seperti semula.

"Kalau patah di pergelangan tangan kita mesti gips, benerin posisinya empat sampai lima minggu, karena kita berusaha mengembalikan bentuk tulang normal, kemudian beri obat," kata dokter Ifran.

"Saat (tulang) sudah nyambung, gips dilepas, dan gerakkan tangan seperti biasa," ia menambahkan.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter paparkan tata laksana penanganan pasien osteoporosis