"Kartini" dari Lampung berdayakan anak-anak termarginalkan

id Hari kartini, perempuan lampung, PKBM pesona tegal lampung, SLB growing hope, cafe energi positif, disabilitas lampung

"Kartini" dari Lampung berdayakan anak-anak termarginalkan

Dua orang perempuan Lampung penjangkau anak termarjinal, kiri Uniroh penggagas PKBM Pesona Tegal Mas dan kanan Maria Novitawati penggagas ruang inklusi berupa SLB, balai latihan kerja, dan kafe bagi pekerja disabilitas di Lampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.

Untuk memperkenalkan pendidikan kepada anak-anak pulau awalnya cukuplah sulit, karena mereka lebih gemar ikut melaut ataupun bekerja ketimbang belajar.

"Kadang baru belajar sampai pukul 10.00 WIB mereka sudah bosan. Jadi untuk menyiasati para guru relawan membawakan berbagai jajanan dari uang pribadi mereka guna menarik perhatian anak-anak agar mau belajar. Dulu anak-anak terlihat kumuh kurang terawat, kurang percaya diri, tidak mau bersosialisasi dengan orang luar pulau, sebelum mereka memahami pendidikan. Tapi sekarang mereka bahkan ada yang berprestasi di olahraga dayung antarsekolah di seberang, dan ini memang sihirnya pendidikan mampu merubah anak-anak menjadi percaya diri serta terbuka," tambahnya.

Bahkan, saat ini telah ada beberapa siswa yang mendapatkan beasiswa melanjutkan di sekolah formal, dan  adapula yang lulus pendidikan tingkat SMA dan hendak melanjutkan pendidikan tinggi.

Dengan keberhasilan mengubah pola pikir warga dan anak-anak Pulau Tegal, Uniroh kini tengah merintis pembukaan pendidikan tingkat indria atau taman kanak-kanak di Pulau Tegal. 
Memfasilitasi disabilitas

Berbeda dengan Uniroh yang bertangan dingin menjangkau anak-anak termarjinalkan di Pulau Tegal melalui pendirian PKBM, "Kartini" asal Lampung lainnya yaitu Maria Novitawati  yang seorang psikolog mencoba memberikan pendidikan vokasi dan akses pekerjaan kepada anak-anak berkebutuhan khusus atau disabilitas.

Pendidikan vokasi yang dilakukan Maria  melalui pembentukan ruang kerja inklusi dan pelatihan kerja bagi difabel di Cafe Energi Positif  serta Dapur Grow Suka Makan. Pendidikan ini mampu memfasilitasi tenaga kerja disabilitas dari sekolah luar biasa yang telah dinyatakan lulus pendidikan.

Berlatar belakang pendidikan psikologi dan pernah menjadi pengajar di taman kanak-kanak (TK) pada 2004 silam, Maria tak menyangka dirinya diberikan mandat oleh Sang Maha Kuasa untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus. 

Ia memberanikan diri mengurus anak-anak berkebutuhan khusus dengan membuka terapi pada 2007, kemudian dilanjutkan dengan membuka sekolah luar biasa Growing Hope di 2010 hingga kini.

Tak berhenti di situ,  ia pun tergerak untuk membuat lembaga pelatihan kerja bagi anak disabilitas sekaligus ruang bekerja bagi mereka setelah melihat banyak kekhawatiran dari orang tua siswa yang kebingungan anak mereka harus bekerja dimana, dan mampukah mereka diterima oleh masyarakat sebagai angkatan kerja.

Kafe inklusif Energi Positif dan Dapur Grow Suka Makan ini terbentuk atas kekhawatiran dan kebutuhan penyerapan tenaga kerja disabilitas yang sudah selesai di SLB. Banyak pertanyaan dari orang tua siswa, anak saya harus kemana. Ini pertanyaan singkat tapi sulit dijawab serta menjadi masalah besar yang harus dipikirkan.

"Akhirnya kami latih guru di SLB untuk memiliki keterampilan tataboga agar bisa melatih anak-anak memiliki keterampilan tataboga di Dapur Grow Suka Makan, dan bagi yang sesuai kualifikasi dari segi keseimbangan emosi, daya tangkap pesan, daya simpan memori dan berbagai hal bisa bekerja di Kafe Energi Positif," kata Maria berkisah.

Menurut dia, meskipun anak-anak berkebutuhan khusus ini mampu terfasilitasi terserap menjadi tenaga kerja sekaligus memiliki keterampilan kerja, mereka harus terus mendapatkan pendampingan dari guru pendamping ataupun pekerja pendamping khusus yang terbagi dalam tim-tim.

Sebab, para anak difabel tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda sehingga tidak semua bisa bertemu langsung dengan konsumen ataupun mengatasi keramaian layaknya pekerja biasa.

Mereka hanya boleh bekerja selama lima jam tidak boleh lebih, karena kadang ada perubahan suasana hati tiba-tiba, dan mereka mudah kelelahan. Setiap anak akan diobservasi sebelum ditempatkan dan diberi tugas bekerja. Bagi yang komunikasi verbal baik akan diminta untuk menjadi pramusaji, yang secara motorik baik akan di dapur, dan yang belum bisa fokus atau masih suka tantrum akan ditempatkan di bagian produksi di Dapur Grow Suka Makan.

"Mereka tidak bisa disamaratakan serta harus mendapatkan perintah-perintah dan pengawasan khusus agar pekerja difabel terhindar dari perundungan ataupun menjaga kenyamanan pelanggan," ujarnya.

Selain menyediakan ruang dan kesempatan bagi anak-anak penyandang disabilitas untuk melakukan berbagai hal yang anak anak lain lakukan, Maria pun berusaha mengedukasi masyarakat agar lebih memahami serta terbiasa dengan para pekerja dan anak-anak disabilitas sekitar tanpa harus memberikan stigma negatif.

Kiprah dua orang wanita asal Lampung dalam meneruskan perjuangan Kartini ini telah menjadi contoh nyata bahwa perempuan pun bisa berkontribusi serta menjadi penggagas perubahan besar dalam kehidupan masyarakat di dunia modern layaknya Ibu Kartini yang mampu mengubah kehidupan perempuan Indonesia dari kegelapan menuju kehidupan yang lebih terang.
 





PKBM Pesona Tegal Mas bagi anak-anak pulau sekolah dan ruang inklusi berupa SLB, balai latihan kerja, dan kafe bagi pekerja disabilitas di Lampung. ANTARA/Ruth Intan Sozometa Kanafi.