Palembang (ANTARA) -
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), menggalakkan Program 3M serta membagikan Abate untuk mencegah kasus Demam Berdarah (DBD) di wilayah setempat.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Palembang Yudi Setiawan dikonfirmasi, Senin, mengatakan pihaknya menggalakkan Program 3M yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
"Selain itu pembagian Abate terus kami lakukan karena itu bagian dari gerakan serentak PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) DBD di tingkat kecamatan," katanya.
Ia menjelaskan hal itu bertujuan untuk mencegah kasus DBD di Kota Palembang, yang berdasarkan data Februari jumlah kasus sedikit melandai di angka 155 kasus atau dibanding pada Januari 2024 yang tercatat 216 kasus atau tertinggi sejak tahun 2020.
"Penderita DBD di Palembang pada Februari turun setiap pekan berturut-turut yakni pada minggu pertama tercatat ada 52 kasus, pekan ke dua dengan 45 kasus, pekan ketiga 34 kasus, dan pekan ke empat kembali turun dengan 24 kasus," katanya.
Ia juga berharap melalui upaya tersebut kasus DBD di Kota Palembang semakin menurun.
Yudi memaparkan jumlah DBD terbanyak tercatat di Kecamatan Sukarami dengan jumlah 66 kasus, disusul kecamatan Kalidoni 44 kasus, dan Ilir Barat l sebanyak enam kasus, dan Kecamatan Sako dengan 25 kasus DBD.
Sementara itu kasus DBD paling sedikit tercatat di Kecamatan SU II dengan 12 kasus, Ilir Timur 1 10 kasus, Plaju 8 kasus. dan Bukit Kecil tujuh kasus.
Selain upaya mengedukasi masyarakat agar sadar dan waspada bahaya DBD dengan 3M, Dinkes juga melakukan penyelidikan epidemiologi di 371 lokasi juga pemberian larvasida pada 371 rumah di Palembang. Ia mengimbau masyarakat untuk terus berwaspada terkait kasus DBD di Kota Palembang