Ghaisani menyebutkan terdapat sejumlah gejala yang dapat diperhatikan selama memantau tumbuh kembang anak, yakni tingginya frekuensi buang air kecil, sering merasa haus, cepat merasa lapar, penurunan berat badan, lemas, hingga infeksi berulang.
“Kalau misalnya ada gejalanya, harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ucap Ghaisani.
Keterlambatan deteksi diabetes pada anak dapat mengakibatkan kondisi anak yang semakin memburuk. Kondisi ini ditandai oleh keluhan sesak napas, penurunan kesadaran, nyeri perut, bahkan hingga kejang.
Oleh karena itu, Ghaisani menekankan pentingnya kesadaran orang tua bahwa anak-anak juga dapat terkena penyakit diabetes. Hal ini untuk mencegah keterlambatan penanganan penyakit diabetes pada anak.
“Sebagian besar anak-anak dengan diabetes melitus tipe 1 diketahuinya sudah dalam kondisi berat,” kata Ghaisani.
Sedangkan, untuk diabetes tipe 2, orang tua harus waspada kepada anak yang mengalami obesitas pada usia 10 tahun, memiliki faktor risiko berupa riwayat diabetes pada orang tua maupun anggota keluarga lainnya, serta memiliki tanda-tanda resistensi insulin yang terlihat pada warna kehitaman di daerah leher dan lipatan.
“Itu perlu melakukan screening, mencaritahunya ke arah sana,” ujar Ghaisani.