Jakarta (ANTARA) - Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah masih di bawah tekanan dolar Amerika Serikat (AS) karena investor mengantisipasi pernyataan hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam Simposium Jackson Hole akhir minggu ini.
“Powell diperkirakan akan kembali menekankan bahwa inflasi masih tinggi dan The Fed masih perlu bekerja keras untuk menurunkannya,” ujar Lukman Leong ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, keadaan China disebut tidak mendukung rupiah mengingat ada perlambatan ekonomi yang semakin nyata di negara tersebut.
Minggu ini, katanya, China menurunkan suku bunga pinjaman 10 basis points (bps) atau di bawah harapan pasar sebesar 15 bps. “(Hal ini) membawa Yuan melemah ke level terendah dalam 16 tahun terhadap dolar AS,” ungkap Lukman.
Berita Terkait
Rupiah Selasa meningkat 54 poin menjadi Rp15.803 per dolar AS
Selasa, 19 November 2024 9:23 Wib
Tembus 1,77 triliun dolar AS, Bitcoin jadi alternatif investasi
Sabtu, 16 November 2024 14:12 Wib
Ekonom proyeksikan surplusperdagangan RI capai 2,74 miliar dolar AS
Jumat, 15 November 2024 10:14 Wib
Sinar Mas bangun SPBU bp pertamainvestasi tiga juta dolar AS
Kamis, 14 November 2024 10:14 Wib
Prabowo: perusahaan Indonesia-China akan teken kontrak 10 miliar dolar AS
Sabtu, 9 November 2024 13:07 Wib
Analis: Rupiah menguat pasca The Fed beri pernyataan "dovish"
Jumat, 8 November 2024 9:53 Wib
Kumpulkan 1,5 juta dolar AS, di persidangan Harvey paparkan perannya
Selasa, 5 November 2024 7:15 Wib
Rupiah Senin pagi melemah 3 poin menjadi Rp15.153 per dolar AS
Senin, 23 September 2024 9:53 Wib