Selain itu, dia melihat pelemahan rupiah turut dipengaruhi perkembangan di Rusia pasca pemberontakan kelompok tentara bayaran Wagner. "Ketidakpastian ini memicu permintaan dolar AS sebagai safe haven dan mata uang emerging dihindari," kata Lukman.
Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah mengalami pelemahan sebesar 0,15 persen atau 23 poin menjadi Rp15.021 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.998 per dolar AS.
Sepanjang hari ini, rupiah bergerak dari Rp15.006 per dolar AS hingga Rp15.040 per dolar AS.
Adapun pada pembukaan perdagangan Senin pagi, rupiah melemah 42 poin atau 0,28 persen menjadi Rp15.040 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.998 per dolar AS.