Bahkan Anggrek Bulan Pelaihari ini juga merupakan salah satu jenis anggrek memiliki bunga berwarna putih bersih dan bernilai ekonomi yang tinggi.
Di wilayah Pelaihari Kabupaten Tanah Laut terdapat 1.000 jenis anggrek dari 4.000 jenis anggrek Kalimantan. Dari 1.000 anggrek di Kalsel itu tujuh di antaranya anggrek langka yang dilindungi undang-undang, sehingga tak bisa diperjualbelikan.
Ketujuh anggrek yang dilindungi tersebut, yakni Paraphalaenopsis laycocki, Paraphalaenopsis labukensis, dan Paraphalaenopsis serpentilingua, ketiga jenis itu merupakan jenis anggrek tikus yang kini sulit diperoleh.
Selanjutnya, Phalaennopsis gigantea atau Anggrek Bulan Gajah, Coelogyne pandurata atau Anggrek Hitam, Spatthoglottis aurea atau Anggrek Tanah Kuning, dan Grammatophylium speciosum.
Sebagai salah satu upaya melestarikan keberadaan Anggrek khas Pegunungan Meratus Kalsel, Rumah Sakit Umum Daerah H Hasan Basry Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) bersama DPC PAI setempat membuat taman konservasi anggrek.
RSUD Kandangan dan DPC PAI HSS menanam 2.000 bibit anggrek yang terdiri 50 jenis untuk melestarikan tanaman hias tersebut di lingkungan rumah sakit milik pemerintah daerah setempat.
Direktur RSUD Hasan Basry Kandangan, Rasyidah menyatakan pihaknya bekerja sama dengan PAI Kabupaten HSS untuk perawatan anggrek dengan cara berkeliling setiap pekan berkeliling.
“Maka jika ada anggrek yang mati, maka akan ditanam kembali sehingga bisa terus tumbuh dan berkembang dengan baik,” ujar Rasyidah.
Sejauh ini, PAI Kalimantan Selatan memiliki delapan DPC dan mempunyai dua taman konservasi anggrek di Batu Benawa Pagat dan RSUD Kandangan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Komunitas harapkan Anggrek Bulan Pelaihari Kalsel tak punah