Washington (ANTARA) - Negara-negara termiskin di dunia sekarang berutang 62 miliar dolar AS dalam pembayaran utang tahunan kepada kreditur bilateral resmi, atau meningkat 35 persen selama setahun terakhir, kata Presiden Bank Dunia David Malpass.
Malpass pada Kamis (1/12/2022) ikut memperingatkan bahwa peningkatan beban tersebut berpotensi mendorong risiko gagal bayar (default).
Kepada konferensi Reuters NEXT di New York, ia mengatakan bahwa dua pertiga dari beban utang ini sekarang berutang ke China, memberikan beberapa rincian laporan statistik utang tahunan pemberi pinjaman pembangunan yang akan dirilis minggu depan.
"Saya khawatir tentang proses gagal bayar yang tidak teratur di mana tidak ada sistem untuk benar-benar mengatasi utang untuk negara-negara miskin," kata Malpass.
Berita Terkait
Rupiah menguat sebelum pengumuman hasil RDG BI
Rabu, 24 April 2024 11:15 Wib
Menimbang opsi terbaik menjaga kestabilan rupiah
Kamis, 18 April 2024 11:18 Wib
Masyarakat perlu periksa nomor seri uang untuk cegah uangpalsu
Jumat, 5 April 2024 15:10 Wib
Bank BSB siapkan uang tunai Rp1,2 triliun untuk cukupi libur lebaran
Jumat, 5 April 2024 7:31 Wib
Hasil Survei: Mayoritas masyarakat alokasikan THR tahun ini untuk belanja
Kamis, 28 Maret 2024 15:42 Wib
BI dan perbankan bukakuota penukaran rupiah 5.000 orang per hari
Kamis, 28 Maret 2024 11:03 Wib
Tim BI Sumsel susuri Sungai Musi layani tukar rupiah jelang lebaran
Selasa, 26 Maret 2024 19:58 Wib
Bank BSB gandeng Penyuluh. Pertanian jadi agen Laku Pandai
Sabtu, 23 Maret 2024 18:09 Wib