Ambon (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku menjadikan keberadaan pohon meranti merah sebagai petunjuk dalam menelusuri daerah jelajah babirusa saat melakukan survei di kawasan hutan Suaka Alam Masbait, Pulau Buru.
"Buah pohon meranti merah adalah salah satu makanan babirusa. Ketika buahnya jatuh (jadi) makanannya, dan penyebaran meranti dibantu oleh babirusa, sehingga banyak pohon ini sebarannya kini banyak lebih jauh ke dalam hutan," kata Kepala BKSDA Maluku Danny H. Pattipeilohy kepada ANTARA di Ambon, Rabu.
Danny mengatakan bahwa BKSDA Maluku saat melakukan survei untuk menelusuri keberadaan babirusa mendapati bahwa Pulau Buru merupakan habitat babirusa.
Dalam survei yang hasilnya dirilis bulan Juli 2021, BKSDA Maluku mendapatkan foto babirusa hidup di kawasan konservasi Suaka Alam Masbait, Pulau Buru.
BKSDA Maluku menjadikan keberadaan pohon meranti merah di hutan Suaka Alam Masbait sebagai petunjuk dalam menelusuri daerah jelajah babirusa karena satwa dari keluarga babi itu menyebarkan biji buah meranti merah.
Di hutan Suaka Alam Masbait, menurut Danny, pohon meranti merah kini tersebar hingga ke dataran yang lebih tinggi dan terisolir, tempat foto babirusa terekam kamera jebak tim BBKSDA.
Danny menjelaskan, babirusa sifatnya suka mengisolasi diri sehingga warga setempat hampir tidak pernah melihat spesies satwa tersebut.
Warga sekitar kawasan hutan menganggap babirusa sebagai bagian dari mitos, satwa yang kemunculannya menjadi petunjuk jalan keluar bagi orang yang tersesat di dalam hutan.
Babirusa termasuk dalam jenis satwa yang dilindungi oleh peraturan perundangan.
Babyrousa spp. berada dalam Apendiks I konvensi perdagangan internasional spesies terancam tumbuhan dan satwa liar (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora/CITES).
Menurut konvensi, perdagangan satwa tersebut dalam bentuk hidup dan atau mati dan atau bagian-bagian dari satwa serta produk turunannya dilarang.
Babirusa digolongkan sebagai satwa yang rentan punah oleh lembaga konservasi alam internasional (The International Union for Conservation of Nature/IUCN).
Berita Terkait
Herkules selalu jadi menu khas takjil di Ambon
Kamis, 14 Maret 2024 5:35 Wib
1,6 ton kayu gaharu buaya hasil tindak pidana dimusnahkan
Kamis, 7 Maret 2024 0:10 Wib
Cuaca jadi penentu pencarian helikopter hilang di Halmahera
Rabu, 21 Februari 2024 9:14 Wib
Anies dijadwalkan tiga titik di Ambon
Senin, 15 Januari 2024 8:39 Wib
KPK geledah kediaman Gubernur Maluku Utara di Ternate
Senin, 18 Desember 2023 21:09 Wib
PS Maluku Utara raih tiket 12 besar Liga 2
Jumat, 8 Desember 2023 20:31 Wib
BMKG: Gempa M6,4 guncang Laut Maluku dipicu deformasi batuan dalam
Rabu, 22 November 2023 11:44 Wib
BMKG: Gempa magnitudo 6,0 guncang wilayah Laut Banda
Jumat, 10 November 2023 11:30 Wib