WCC Palembang gandeng PKK kampanye stop pernikahan dini

id wcc, pkk, kampanye pernikahan dini, ernikahan dini, stop pernikahan dini, antisipasi masalah kesehatan dan kekerasan ter

WCC Palembang gandeng PKK kampanye stop  pernikahan dini

Direktur Eksekutif WCC Palembang, Yeni Roslaini Izi (kiri). (ANTARA/Yudi Abdullah/20)

Palembang (ANTARA) - Pusat Pembelaan Hak-hak Perempuan atau Women's Crisis Centre (WCC) Palembang berupaya menggandeng ibu-ibu PKK Provinsi Sumatera Selatan untuk menggalakkan kampanye stop pernikahan dini pada 2021.

"Ibu-ibu PKK diharapkan berperan mengedukasi anak-anak yang ada di lingkungan sekitarnya mengenai dampak negatif menikah di usia muda," kata Direktur Eksekutif WCC Palembang Yeni Roslaini Izi di Palembang, Selasa.

Pernikahan dini perlu terus dikampanyekan untuk dihentikan karena dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan bagi perempuan yang menikah di usia muda (di bawah 18 tahun) dan menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Melalui kampanye tersebut, katanya, para ibu PKK juga dapat mendorong perempuan korban tindak kekerasan dan pelecehan seksual untuk berani bersuara dan melaporkan kasus yang menimpanya itu kepada aparat kepolisian.

"Selama ini sebagian besar korban tindak kekerasan malu permasalahannya diketahui orang banyak dan takut diproses hukum, hal ini menjadi salah satu penyebab kasus tindak kekerasan terhadap perempuan hingga kini masih cukup tinggi," ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun tim WCC Palembang dan aktivis peduli perempuan di 17 kabupaten dan kota di Sumsel, pada 2020 ada sekitar 100 kasus tindak kekerasan terhadap perempuan yang terungkap.

Korban tindak kekerasan terhadap perempuan berupa kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) serta tindak kekerasan seksual atau pelecehan seksual.

"Kasus tindak kekerasan terhadap perempuan seperti fenomena gunung es, apa yang tampak di permukaan tidak sebesar yang terjadi sebenarnya," katanya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tidak semakin parah, aktivis WCC bersama ibu-ibu PKK dan pihak lainnya terus berupaya melakukan sosialisasi pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan kepada ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri.

Kegiatan sosialisasi itu, menurut Yebi, perlu digencarkan guna memberikan pemahaman bagaimana seharusnya perempuan bersikap dan bertindak jika mengalami tindak kekerasan.