Balai Arkeologi Sumsel: Usulkan situs megalitikum Pasemah ke UNESCO

id Megalit lahat, balar sumsel, arca manusia, warisan dunia, situs megalit warisan dunia,Paranomic of lahat

Balai Arkeologi Sumsel: Usulkan situs megalitikum  Pasemah ke UNESCO

Paranomic of Lahat dan Disdikbud Kabupaten Lahat saat meninjau temuan arca manusia di Desa Rindu Hati, Kecamatan Gumay Ulu, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Sabtu (28/11/2020). (FOTO ANTARA/HO-Disdikbud Sumsel)

Palembang (ANTARA) - Balai Arkeologi Sumatera Selatan mendorong temuan situs-situs masa megalitikum di empat wilayah kebudayaan Pasemah diusulkan ke Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) agar menjadi situs warisan dunia karena memiliki variasi peninggalan tradisi yang luar biasa.

Kepala Balai Arkeologo Sumsel Budi Wiyana, Jumat, di Palembang mengatakan situs-situs megalit yang tersebar di wilayah kebudayaan Pasemah yakni Lahat, Pagaralam, Empat Lawang dan Muara Enim sudah layak menjadi situs warisan dunia.

"Temuan situs megalit di Lahat sejauh ini nomor satu di Indonesia bahkan dunia saja sudah mengakuinya, kami melihat potensinya sangat bagus jika dikembangkan dan dimanfaatkan," katanya.

Menurut dia pengusulan situs-situs megalit itu ke UNESCO harus disiapkan dengan matang dan membutuhkan komitmen kuat kepala daerah. Pengusulan dapat dilakukan oleh gabungan empat pemerintah daerah itu maupun Pemprov Sumsel.

Ia menilai akan lebih baik jika warisan dunia yang diusulkan berupa kawasan kebudayaan Pasemah yang  meliputi empat wilayah itu dan tidak dipisah-pisah.

Jika kawasan tersebut menjadi warisan dunia, kata dia, maka potensi pariwisata Sumsel dapat terbuka hingga ke level internasional.

Pihaknya menilai pesona dan nilai kesejarahan situs-situs megalit di Sumsel setara dengan situs megalit di negara-negara lain yang lebih dulu terkenal.

Sebab, kata dia,  situs-situs itu sebetulnya telah diteliti sejak Belanda masih menduduki Sumsel.

Namun hingga saat ini upaya dari pemda setempat untuk mengemas dan mengembangkan keberadaan situs-situs itu agar branding-nya lebih menguat belum terlalu maksimal.




Ia mengatakan temuan situs kebudayaan megalitikum berupa arca, lumpang batu, lesung batu, kuburan batu, hingga bilik batu saat ini memang paling banyak ditemukan di Kabupaten Lahat sehingga mendapat rekor MURI sebagai pemilik situs megalitik terbanyak pada 2012.

Namun pihaknya meyakini masih ada ratusan tinggalan situs yang belum ditemukan dan kemungkinan menyebar di Kota Pagaralam, Kabupaten Empat Lawang hingga Muara Enim karena wilayah itu diyakini sebagai awal mula kehidupan manusia di Sumsel sejak 3.000 tahun lalu.

"Bisa jadi situs-situs itu berada di semak-semak, karena jika melihat dari temuan-temuan terbaru di Desember ini lokasinya berada di kampung-kampung lama yang ditinggal penghuninya," katanya.

Pihaknya siap membantu pemerintah setempat dalam upaya pengusulan situs megalit menjadi warisan dunia UNESCO, sebab saat ini pihaknya juga telah menerjunkan tim untuk meninjau temuan dua arca terbaru.

Sementara Lembaga Kebudayaan dan Pariwisata Paranomic Of Lahat yang mendata temuan megalit sejak 2009 mencatat total terdapat tinggalan benda-benda masa megalitikum dari arca hingga bilik batu mencapai 1.000 buah dan tersebar di 54 situs di Kabupaten Lahat, demikian Budi Wiyana.