Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meminta sekolah segera menyiapkan protokol kesehatan COVID-19 terkait rencana pemberlakuan belajar tatap muka.
Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Senin mengatakan, selain itu pihak sekolah juga harus memastikan adanya persetujuan dari orang tua siswa.
“Kami tidak ingin buru-buru memulai belajar tatap muka di sekolah. Harus ada persetujuan dari orang tua siswa yang tergabung dalam komite sekolah,” kata dia.
Deru menjelaskan beberapa provinsi yang situasinya sama dengan Sumsel saat ini sudah mulai membuka belajar tatap muka. Namun, pihaknya tidak ingin kebijakan tersebut malah menjadi polemik.
Ia memaparkan setiap sekolah nantinya akan membahas kebijakan tersebut dengan para orang tua siswa. Kalaupun hanya beberapa sekolah yang orang tuanya bersepakat, belajar tatap muka bisa dilaksanakan.
“Sementara sekolah yang orang tua siswanya masih tidak setuju tetap menjalankan kegiatan belajar mengajar secara daring,” katanya.
Gubernur mengatakan pihaknya tidak ingin sekolah malah jadi klaster penyebaran baru virus corona.
"Protokol kesehatan harus tetap jalan. Kalau tidak bisa dijalankan, lebih baik ditunda saja belajar tatap mukanya," katanya.
Pemprov Sumsel, katanya, telah memberikan dukungan bagi siswa yang menjalankan belajar daring dengan membagikan kuota internet bekerja sama dengan provider XL dan Telkomsel.
“Saat ini kuotanya masih cukup banyak. Untuk XL saja, belum habis kuotanya. Selain itu, kami juga mendorong siswa SMK untuk menciptakan booster sinyal,” katanya.
Dinas Pendidikan Sumatra Selatan (Disdik Sumsel) akan mengizinkan SMA sederajat menggelar kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka mulai Januari 2021.
Namun izin diberikan dengan sejumlah persyaratan, di antaranya rekomendasi gugus tugas dan persetujuan orang tua siswa dengan tujuan mencegah siswa berkumpul untuk melepas kangen setelah lama tidak sekolah.
Ketua DPRD Provinsi Sumatera Selatan RA Anita Noeringhati mengatakan rencana tatap muka itu sebaiknya dipertimbangkan kembali mengingat kasus COVID-19 di Sumsel diketahui paling banyak di Palembang dan Lubuk Linggau.
“Untuk tatap muka untuk bisa dipertimbangkan kembali karena anak-anak ini sudah lama tidak sekolah. Ada kerinduan mereka bertemu dengan kawan-kawan, mereka ingin bermain, apalagi yang SD. Apakah mereka bisa taat memakai masker,” kata dia.
Menurut dia, pandemi COVID-19 ini tidak bisa dianggap enteng karena banyak memakan korban.
“Insya Allah tanggal 4 Desember nanti, perda tentang peningkatan disiplin juga disahkan,” kata Anita.
Berita Terkait
KAI Properti ekspansi bisnis ke Palembang
Jumat, 29 Maret 2024 18:14 Wib
Polisi dirikan 92 pos pada Operasi Ketupat Musi 2024 di Sumsel
Jumat, 29 Maret 2024 18:13 Wib
KAI Palembang intesifkan perawatan sarana dan prasarana jelang lebaran
Jumat, 29 Maret 2024 18:12 Wib
Jaksa menangkan praperadilan yang diajukan satu tersangka korupsi asrama mahasiswa
Jumat, 29 Maret 2024 14:58 Wib
Kemenkumham Sumsel kawal pengajuan paten cangkang sawit sebagai EBT
Jumat, 29 Maret 2024 11:41 Wib
5 kabupaten raih nominasi terbaik Lomba Kampung KB Sumsel 2024
Kamis, 28 Maret 2024 23:30 Wib
Bandara Palembang prediksi ada 152.229 penumpang selama masa lebaran
Kamis, 28 Maret 2024 18:11 Wib
BPJAMSOSTEK tingkatkan peran pemda melalui pemberian Paritrana Award
Kamis, 28 Maret 2024 17:34 Wib