"Hit and run" jadi kebiasaan baru fotografer saat pandemi corona

id hit and run,virus corona,covid-19,fotografer perusahaan media,fotografer The Jakarta Post

"Hit and run" jadi kebiasaan baru fotografer saat pandemi corona

Fotografer The Jakarta Post Doni Setiawan memperlihatkan alat rapid test di lobi gedung perusahaan Jalan Palmerah Barat, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (7/7/2020). (ANTARA/Andi Firdaus).

Jakarta (ANTARA) - Teknik pengambilan foto secara cepat (hit and run) menjadi salah satu kebiasaan baru kalangan fotografer perusahaan media massa di Jakarta dalam menyikapi pandemi COVID-19.

"Misalnya dalam suasana konferensi pers atau di pasar, saya harus cepat mengambil gambar dan keluar dari kerumunan orang. 'hit and run'," ujar fotografer The Jakarta Post Doni Setiawan di Jakarta, Selasa.

Pernyataan itu disampaikan Doni usai menjalani tes cepat (rapid test) yang diselenggarakan Kantor Berita ANTARA di ruang workshop Gedung The Jakarta Post Jalan Palmerah Barat, Jakarta Barat.

Sebelum terjun ke lapangan, Doni biasanya melakukan riset terhadap sejumlah isu terkini di Jakarta yang layak diangkat sebagai foto berita.

Baca juga: Kangen Band ternyata pernah jadi subyek studi profesor di Malaysia

Teknik pengambilan gambar pun hanya menyasar beberapa objek penting untuk menunjang berita pewarta teks.

"Diusahakan jangan terlalu lama dalam kerumunan," katanya.

Setelah objek gambar terekam di kamera, Doni mencari lokasi aman untuk proses penyuntingan foto dan pengiriman ke redaksi.

Bagi fotografer yang sudah enam tahun bergabung di The Jakarta Post itu seluruh wilayah Jakarta harus diantisipasi dengan pola kerja yang terencana dan aman.

"Bagi saya wilayah di Jakarta itu hampir seluruhnya tidak aman. Saya suka was-was juga, di lapangan," katanya.

Doni bersama delapan rekan seprofesi di perusahaan yang sama kerap bingung mencari lokasi aman pengiriman gambar.

Baca juga: Takut foto bugil disebarluaskan ke medsos, paksa pacar berhubungan intim berulangkali

"Sebab selama pandemi ini kantor saya kan tutup, hanya dibuka untuk kalangan terbatas. Tapi kami biasanya tetap ngantor tapi bekerja di kantin bawah," katanya.

Selama pandemi, Doni berinisiatif membatasi pola kerja pewarta foto yang turun ke lapangan untuk mengantisipasi penularan COVID-19.

"Kita membagi jadwal satu hari libur, satu hari masuk untuk turun ke lapangan," katanya.

Pemimpin Redaksi The Jakarta Post Nezar Patria mengatakan selama pandemi COVID-19 perusahaan telah mengeluarkan kebijakan bagi karyawan untuk bekerja di rumah (work from home/WFH).

"Sudah tiga bulan ini perusahaan menerapkan WFH. Hanya 30 persen pegawai yang bekerja di kantor, sisanya WFH," katanya.