Pontianak (ANTARA) - Pengamat ekonomi Universitas Tanjungpura Pontianak, M. Ali Nasrun, SE, M.Ec mengatakan bahwa petani sawit swadaya yang dikembangkan masyarakat sudah harus menjadi perhatian mengingat dari segi jumlah saat ini sudah ramai.
"Saat ini petani sawit swadaya sudah ramai. Ini harus diperhatikan dengan berbagai kebijakan dan pengaturan agar apa yang dikembangkan petani memberikan manfaat bagi kesejahteraan," ujarnya di sela kegiatan 3rd Borneo Forum yang digelar Gabungan Pengusaha Perkebunan Kelapa Sawit (Gapki) se - Kalimantan di Pontianak, Jumat (22/3).
Ali tidak memungkiri peran perkebunan kelapa sawit yang telah menjadi sumber devisa terbesar negara sehingga menjadi tulang punggung perekonomian daerah
"Namun dari sisi dampak manfaatnya terutama secara langsung oleh masyarakat harus terus dimaksimalkan. Sejauh ini yang merasakan masih perusahaan. Kalau pun dari petani itu dari kebun plasma. Kebun plasma itu pun adalah kewajiban perusahaan memenuhi 20 persen kawasan perkebunan nya. Bahkan perhatian kebun plasma masih rendah. Tidak jarang melihat petani plasma ujung - ujungnya menjual ke perusahaan," kata dia.
Ia menyarankan bagaimana saat ini perusahaan selain memperhatikan kebun plasma juga swadaya. Kerjasama dan pembinaan kepada petani swadaya harus dilakukan. Hal itu agar memberikan rasa bersama manfaat luas dan langsung dari budidaya sawit di Kalbar.
"Perusahaan harus terbuka dan terus melakukan pendekatan serta kerja sama terutama dalam membeli buah atau sebagainya. Hal itu agar kualitas dan harga buah petani swadaya tidak dipermainkan dan anjlok," katanya.
Posisi pemerintah jelas dia harus juga hadir menata industri perkebunan kelapa sawit jika dikaitkan dengan perhatian pada petani swadaya. Dorongan kepada perusahaan untuk membina dan kerjasama dengan petani swadaya dalam berbagai hal sangat penting.
"Pemerintah bisa mendorong investor atau siapa saja membuka pabrik kelapa sawit tanpa kebun. Pabrik tersebut menampung hasil petani swadaya. Sehingga harga yang didapat petani lebih kompetitif dan menghindari permainan harga oleh salah satu pihak," jelas dia.
Ia sendiri menilai saat ini sangat penting perusahaan sawit dan binaan serta lainnya untuk menerapkan Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO).
"Dengan adanya sertifikasi ISPO dan diterapkan dengan maksimal di lapangan maka itu komitmen perusahaan untuk keberlanjutan sawit. Banyak hal yang diatur di ISPO dan itu menjawab segala persoalan yang dihadapi baik soal lingkungan, sosial, profesionalisme perusahaan dan lainnya. Kita ingin hadirnya sawit terus memberikan manfaat luas bagi masyarakat, daerah dan negara ini," harap dia.
Berita Terkait
Jago merah hanguskan pengolahan minyak sawit
Jumat, 16 Februari 2024 1:06 Wib
Jaksa tahan tersangka penggelapan pajak sawit senilai Rp2,9 miliar
Jumat, 2 Februari 2024 14:29 Wib
Kementan antisipasi ganoderma pada tanaman sawit
Rabu, 31 Januari 2024 13:41 Wib
OJK dorong pencarian skema baru pembiayaa kelapa sawit di Sumsel
Selasa, 30 Januari 2024 12:36 Wib
Ogan Komering Ulu terima DBH kelapa sawit 2023 Rp10 miliar
Kamis, 25 Januari 2024 20:47 Wib
Hingga 2023, Disbun Sumsel catat PSR sawit capai 69.965 hektare
Rabu, 24 Januari 2024 22:26 Wib
Polisi selidiki kematian petani Aceh Barat Daya di kebun kelapa sawit
Jumat, 12 Januari 2024 9:56 Wib
Polda Jambi tetapkan tersangka penipuan investasi sawit jadi DPO
Jumat, 5 Januari 2024 14:01 Wib