Pekanbaru (ANTARA News Sumsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan 30 titik panas yang mengindikasikan kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) bertahan dan menyebar di sejumlah kabupaten di Provinsi Riau.
Berdasarkan pencitraan Satelit Terra dan Aqua, Minggu pukul 06.00 WIB, sedikitnya terdeteksi 30 titik panas dengan tingkat kepercayaan diatas 50 persen sebagai indikasi Karhutla menyebar di lima kabupaten di Riau.
"Titik panas terbanyak masih terdeteksi di Kabupaten Bengkalis dengan jumlah 22 titik," kata Analis BMKG Stasiun Pekanbaru, Yasir di Pekanbaru.
Secara umum, BMKG menyatakan titik panas di Bengkalis masih terpusat di Pulau Rupat. Namun, berdasarkan pencitraan satelit, titik-titik panas baru bermunculan di wilayah lainnya, seperti Kecamatan Bantan dan Kecamatan Bengkalis, Pulau Bengkalis.
Bahkan, berdasarkan data BMKG dua titik panas yang tersebut dinyatakan sebagai titik api dengan tingkat kepercayaan mencapai 100 persen. Selain Bengkalis, titik-titik panas lainnya juga menyebar di Kota Dumai tiga titik, Pelalawan dua titik, Rokan Hilir dua titik serta Meranti satu titik.
Sementara itu, dari 30 titik panas terebut, 17 diantaranya dipastikan sebagai titik api, atau indikasi kuat adanya Karlahut dengan tingkat kepercayaan diatas 70 persen hingga 100 persen.
"Titik api menyebar di Bengkalis 13 titik, Dumai tiga titik serta Pelalawan satu titik," tuturnya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat luas Karlahut sejak awal hingga medio Februari 2019 ini mencapai 497,71 hektare. Angka tersebut meningkat dua kali lipat dalam sepekan terakhir, setelah pada awal pekan ini luas lahan yang terbakar hanya 267 hektare.
Kepala BPBD Riau Edwar Sanger mengatakan cuaca kering yang melanda pesisir Riau seperti Bengkalis, Dumai, Meranti dan Rokan Hilir menyebabkan kebakaran meluas dengan masif.
"Kebakaran terluas terjadi di Kabupaten Bengkalis dengan total 322 hektare," kata Edwar.
Sepanjang pekan ini, Bengkalis merupakan wilayah yang mengalami kebakaran hebat. Sekitar 200 hektare lahan gambut di Pulau Rupat, Bengkalis terbakar dan hingga kini belum dapat dikendalikan.
Padahal, berdasarkan data Antara, awal pekan ini total kebakaran lahan di Bengkalis hanya seluas 131 hektare, dan hingga Jumat ini telah mencapai 322 hektare.
Selain di Bengkalis, kebakaran juga melanda Kabupaten Rokan Hilir dengan luas mencapai 112 hektare. Di Kota Dumai, kebakaran juga masih berlangsung hingga awal pekan ini tepatnya di Kecamatan Sungai Sembilan dan Medang Kampai dengan luas mencapai 31,5 hektare.
Selanjutnya kebakaran lahan juga terpantau di wilayah peisir Riau lainnya, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Meranti dengan luas 2,2 hektare.
"Untuk di Bengkalis dan Dumai upaya pemadaman masih terus berlangsung hingga hari ini," ujar Edwar.
Selain wilayah pesisir Riau, kebakaran juga terjadi di wilayah Riau daratan. Di Kabupaten Kampar, tercatat luas kebakaran mencapai 14 hektare.
"Dan di Pekanbaru seluas 16,01 hektare terbakar," ujarnya.
Kebakaran lahan yang melanda Riau, terutama wilayah pesisir mulai menyebabkan kabut asap. Wilayah Dumai dilaporkan mengalami kabut asap cukup parah sepanjang pekan ini. Bahkan, berdasarkan data Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kualitas udara di Dumai sempat menyentuh level berbahaya.
Berita Terkait
BMKG sebut potensi hujan lebat di 18 provinsi
Minggu, 24 Maret 2024 8:16 Wib
Tahukan anda, ternyata gigitan nyamuk naik 2,5 kali lipat di cuaca panas
Kamis, 21 Maret 2024 22:27 Wib
Waspada, cuaca panas terik berpotensi tingkatkan kasus dengue
Kamis, 21 Maret 2024 19:00 Wib
14 titik panas di Sumatera Selatan, lokasi di lahan non gambut
Kamis, 21 Maret 2024 13:00 Wib
BMKG deteksi 19 titik panas di Sumut
Selasa, 19 Maret 2024 15:09 Wib
Riau daerah pertama status siaga darurat karhutla 2024
Kamis, 14 Maret 2024 9:00 Wib
Malaysia mulai antisipasi dampak kesehatan serangan cuaca panas
Sabtu, 2 Maret 2024 11:57 Wib
Sejumlah kiat menghadapi cuaca panas ekstrem tahun 2024
Senin, 29 Januari 2024 16:37 Wib