Menhan ingatkan netralitas TNI

id Ryamizard Ryacudu,menhan,menteri pertahanan,dandrem

Menhan ingatkan netralitas TNI

Arsip - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu memberikan kuliah umum pada ribuan mahasiswa di aula Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang,Sumsel, Jumat (21/9). Lewat kuliah ini Ryamizard meminta mahasiswa untuk menangkal radikalisme dan belajar menjadi pemimpin. (ANTARA FOTO/Feny Selly/18)

Jakarta (ANTARA News Sumsel) - Menteri Pertahanan (Menhan), Ryamizard Ryacudu mengingatkan soal netralitas TNI jelang pemilu serentak yang akan terselenggara pada tahun 2019 dalam pembekalannya kepada Komandan Korem dan Komandan Kodim di seluruh Indonesia. 

"TNI tidak boleh berpolitik praktis," tegas Menhan saat memberikan pembekalan dalam Apel Danrem/Dandim TA 2018 di Pussenif Kodiklat TNI Angkatan Darat, Bandung, Jawa Barat, Rabu, seperti dikutip dalam siaran persnya. 

Menhan juga menekankan, pentingnya hakekat strategis pembangunan konsep pertahanan negara adalah dalam rangka mengamankan kepentingan nasional.

"Yaitu menjaga keselamatan bangsa, menjaga kedaulatan negara serta menjaga integritas teritorial NKRI," kata Ryamizard.

Dikatakan, dalam amanat Undang-Undang, konsep arsitektur penyelenggaraan pertahanan negara dilaksanakan dengan Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta) atau "Total Warfare" yang merupakan totalitas dari keseluruhan kekuatan komponen rakyat dan sumber daya negara.

Serta sarana dan prasarana nasional, sebagai satu kesatuan pertahanan guna mengantispasi berbagai bentuk potensi ancaman yang dalam pengorganisasiannya dikelompokkan ke dalam Komponen Utama, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung.

"Disini dapat kita lihat, bahwa dalam menyusun stretegi pertahanan negara yang berbasis Sishanta, Menteri Pertahanan mengelola dan memadukan secara sinergis ketiga komponen tersebut menjadi sebuah totalitas kekuatan pertahanan negara yang tangguh dan handal demi menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia," papar Ryamizard. 

Menurut dia, pembekalan ini sangat penting dan strategis, disamping sebagai wahana untuk menjalin silaturahmi, juga strategis untuk mewujudkan kesamaan berpikir dan cara pandang dalam membela negara, serta mewujudkan komitmen bersama dalam membangun dan mewujudkan cita-cita nasional Indonesia.

Pada kesempatan itu, Menhan menyebutkan dalam merumuskan strategi pertahanan negara, Kemhan selalu mengacu pada perkembangan kondisi aktual potensi ancaman negara masa kini dan masa yang akan datang. 

Dari penentuan definisi persepsi ancaman tersebut, Menhan kemudian merumuskan dan menetapkan kebijakan penyelenggaraan pertahanan negara yang pelaksanaannya akan melibatkan semua komponen bangsa dengan rumusan siapa berbuat apa.

“Termasuk didalamnya merumuskan kebijakan (politik) penggunaan kekuatan TNI beserta alutsistanya sebagai komponen utama yang didukung oleh sumber daya nasional lainnya sebagai Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung, yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen utama," jelas Menhan.

Dalam doktrin Sishanta, aparat teritorial memiliki peran untuk mempersiapkan tata ruang wilayah pertahanan negara berlapis, yang menggabungkan kekuatan tentara profesional dan rakyat sebagai inti kekuatan pertahanan nasional. 

"Dalam hal ini, wilayah pertahanan Indonesia dibagi ke dalam wilayah-wilayah kompartemen strategis teritorial atau Komando Daerah Militer (Kodam) yang berfungsi sebagai komando utama pembinaan dan komando utama operasi di wilayahnya serta sebagai pelaksana tugas dan fungsi Kemhan guna menyiapkan komponen cadangan dan komponen pendukung dalam rangka mewujudkan kekuatan pertahanan negara yang handal dan kuat," tuturnya.

Dalam kapasitasnya sebagai pelaksana tugas pokok Kemhan, maka Kodam mengambil peran untuk menyiapkan Geo, Demo dan Konsos diwilayahnya untuk di transformasi menjadi Ruang, Alat dan Kondisi (RAK) juang yang mantap dan kondusif sebagai wilayah Pertahanan Negara, guna terselenggaranya Operasi Pertahanan Semesta dengan menyusun RUTR Wilayah Pertahanan, menyusun Rencana Han Kodam sebagai Kompartemen Strategis, menyelenggarakan pembinaan potensi pertahanan secara terpadu, mengkoordinasikan pembinaan kekuatan dan kemampuan pertahanan wilayah.

Sejalan dengan hal tersebut, Kemhan telah mendesain Strategi Pertahanan Negara "Smart Power" yang berbasis "Perang Semesta" atau "Total Warfare" yang merupakan kombinasi yang sinergis antara pembangunan kekuatan "hard power" dan kekuatan "soft power" (mindset dan diplomasi pertahanan kawasan).

"Konsep Pertahanan ini terbukti efektif dan tepat sasaran dalam rangka menciptakan Iklim yang kondusif untuk mendukung proses pembangunan bangsa dan negara dalam segala bidang," demikian Ryamizard Ryacudu.