Konate boyong istri dari Mali sambut Ramadhan

id sepak bola ,konate,makan konate,sriwijaya fc,sfc,laskar wong kito,ramadhan,jakabaring,liga 1

Konate boyong istri dari Mali sambut Ramadhan

Makan Konate (kiri) (ANTARA Sumsel/Nova Wahyudi)

Nanti saat sahur dan buka, saya tidak sendiri lagi karena ada yang menemani. Akan lebih semangat beribadah
Palembang (ANTARA News Sumsel) - Bagi gelandang serang Sriwijaya FC Makan Konate, momen Ramadhan sangatlah spesial sehingga ia berencana memboyong istrinya dari Mali ke Palembang untuk menyambut bulan yang dijadikan umat Muslim untuk berpuasa.
     
"Mungkin satu atau dua hari ini dia (istri) tiba di Palembang. Tentunya saya senang sekali, nanti saat sahur dan buka, saya tidak sendiri lagi karena ada yang menemani. Akan lebih semangat beribadah," kata Konate di Palembang, Selasa.
     
Kehadiran istri ini sangat dinantikan pesepak bola berusia 26 tahun ini karena selama ini ia hidup "membujang" di Palembang seperti halnya dua pemain Sriwijaya FC lainnya yang juga muslim yakni Manuchehr Jalilov dan Mohamadou Ndiaye.
    
Seperti diketahui, istri Makan Konate, Zalia, merupakan adik kandung dari bek Persipura Abdoulaye Maiga. Zalia hingga kini masih tinggal di Mali karena sedang menyelesaikan studi strata 1.
     
Terkait momen Ramadhan, ia berharap istri dapat membuat menu makanan yang biasa disuguhkan keluarganya di saat berpuasa. Menu makanan itu sangat sederhanya yakni nasi, ayam dan sosis tapi bagi Konate mengulang kenangan bahagia soal kebersamaannya bersama keluarga di Mali.
     
"Biasanya kami akan makan satu meja, berbuka puasa bersama. Tapi saya tidak memaksa istri saya nanti harus masak setiap hari, jika malas masak juga tidak apa karena di sini makanan juga enak-enak. Saat puasa ada kolak, saya suka karena rasanya manis. Ada beragam macam minuman dingin juga," kata
     
Menurut mantan pemain Persib Bandung ini, Ramadhan merupakan bulan yang sangat spesial karena seluruh umat muslim diwajibkan berpuasa.
     
Bagi pemain terbaik ISL 2014 ini yang sudah berprofesi sebagai persepakbola profesional sejak usia belia, bulan Ramadhan memberikan sentuhan sendiri di hatinya.
    
Mantan pemain PSPS Pekan Baru dan Barito ini memberikan gambaran bahwa Ramadhan merupakan saatnya mencas batere telepon seluler sehingga setelah berpuasa selama sebulan penuh dapat menjadi manusia yang baru yang memiliki kesabaran dan keiklasan dalam menjalani hidup.
     
"Selama hampir 11 bulan sibuk dengan beragam urusan, ini saatnya saya benar-benar mendekatkan diri dengan Allah SWT. Dengan berpuasa, menahan lapar, menahan marah dan lainnya memembuat ibadah menjadi lebih khusyu," ujar pesepak bola yang sempat memperkuat T-Team Malaysia ini yang dikenal sangat religius ini.