Harapan umat Islam dunia dalam visi Saudi

id makkah,ibadah haji,umrah,arab saudi,berita palembang,berit sumsel

Harapan umat Islam dunia dalam visi Saudi

Arsip- Jamaah Haji mengikuti rangkaian manasik Haji di Tanah Suci, Mekkah, Arab Saudi. (ANTARANews Sumsel/I016/Ang/18)

....mengubah wajah Arab Saudi menjadi lebih modern....
Menunaikan haji di Tanah Suci adalah cita-cita setiap Muslim di seluruh dunia, termasuk Maria Marghani Mohammed asal Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang berusia 104 tahun ketika menjalankan ibadah tersebut pada 2017.

Maria bukan hanya dianggap sebagai jamaah haji paling tua dari Indonesia yang ke Tanah Suci, Mekkah, Arab Saudi, akan tetapi juga paling sepuh se-dunia pada musim haji yang lalu.

Oleh karenanya, begitu tiba di Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, Maria disambut oleh Direktur Operasional pada Kementerian Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi Abdulkhaliq Al-Zaharani, Konsuler Indonesia di Jeddah Mohammed Sharif Deen dan Kepala Misi Haji Indonesia Arshad Hadia, serta para wartawan dari berbagai kantor berita dan stasiun televisi Arab Saudi yang meliput kedatangannya.

Maria adalah salah satu dari 221.000 anggota jamaah haji Indonesia yang berkesempatan menjalankan ibadah di Tanah Haram pada musim haji 2017/1438 Hijriyah.

Tantangan menunaikan rukun Islam kelima itu sudah dimulai sejak calon jamaah haji masih berada di Tanah Air, saat mereka harus mengantre waktu keberangkatan hingga puluhan tahun lamanya.

Jumlah penduduk Muslim dunia yang terus bertambah berbanding lurus jumlah calon jamaah haji terutama yang berasal dari negara dengan mayoritas Muslim, seperti Indonesia.

Hal itu mengharuskan Pemerintah Arab Saudi sebagai penyelenggara haji menetapkan sistem kuota agar pelaksanaan ibadah tersebut dapat berjalan baik, termasuk ketika para jamaah haji telah berada di Tanah Suci.
. Arsip- Jamaah Haji mengikuti rangkaian manasik Haji di Tanah Suci, Mekkah, Arab Saudi. (ANTARANews Sumsel/I016)

Dengan sistem kuota tersebut, jumlah jamaah haji berbeda di setiap negara sesuai dengan populasi Muslim dengan rumus 1.000 anggota jamaah per 1.000.000 Muslim per negara.

Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) 2017, jumlah Muslim di Indonesia 228.608.665 jiwa. Dengan rumus kuota yang ditetapkan oleh Pemerintah Arab Saudi, pada musim haji 2017 jumlah anggota jamaah dari Indonesia mencapai 221.000 jiwa.

Dengan jumlah tersebut Al Jazeera mencatat Indonesia sebagai negara dengan jamaah haji terbesar di dunia, disusul oleh  Pakistan sebanyak 179.210 orang, India 170.000, Bangladesh (127.198), Mesir (108.000), Iran (86.500), Nigeria (79.000), Turki (79.000), Aljazair (36.000), dan Maroko (31.000).

Meski kuota haji untuk Indonesia pada 2017 bertambah 10.000 orang dibandingkan dengan musim haji sebelumnya, masa tunggu bagi calon jamaah haji masih terlampau lama.

Kementerian Agama RI menyebutkan bahwa hingga Februari 2017, masa tunggu calon jamaah haji terpanjang adalah Sulawesi Selatan, yakni, 29 tahun, diikuti oleh Kalimantan Selatan 28 tahun, sedangkan calon jamaah haji dari Jawa Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat, dan Maluku harus menunggu hingga 14 tahun sebelum dapat berangkat ke Tanah Suci. Sementara itu, masa tunggu yang paling singkat adalah Sulawesi Utara, yakni 11 tahun.
    
         Visi 2030
Pemerintah Arab Saudi adalah "event organizer" atau penyelenggara kegiatan terbesar di dunia. Sepanjang tahun pemerintah yang dipimpin oleh Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud itu, menyambut dan melayani jutaan umat Islam dari segala penjuru dunia yang menjalankan ibadah haji dan umrah.

Pada musim haji 2017/1438 Hijriyah, sekitar 2,35 juta umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Tanah Haram. Mereka mencapai Tanah Suci dengan moda transportasi udara, darat, dan laut guna memenuhi kewajiban mereka sebagai seorang Muslim setelah bersyahadat, menunaikan shalat, puasa, dan membayar zakat.

Sepanjang tahun, negeri kelahiran Nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wassalam itu tak pernah sepi dari kunjungan umat Islam yang hendak beribadah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah (sekitar 460 kilometer dari Mekkah), serta mereka yang melakukan napak tilas ke berbagai tempat bersejarah Islam.

Sumber Kementerian Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi menyatakan bahwa penyelenggaraan haji dan umrah berikut pelayanan kepada para jamaah adalah salah satu prioritas utama dari pemerintah setempat, dan merupakan peran yang senantiasa dilanjutkan bagi kaum Muslim di seluruh dunia.

Oleh karenanya, Kerajaan Arab Saudi di bawah kepemimpinan Raja Salman yang merupakan Penjaga Dua Masjid Suci (Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) telah melakukan perluasan terbesar terhadap Masjidil Haram sepanjang sejarah Islam.

Upaya tersebut diharapkan meningkatkan jumlah jamaah haji dan umrah hingga  30 juta orang pada 2039. Rencana ini berawal dari keberhasilan Pemerintah Saudi dalam mengelola musim umrah terbesar, yang memungkinkan hampir 6,5 juta orang dari seluruh dunia untuk menjalankan ibadah di Tanah Suci.

Rencana itu juga termasuk dalam Visi 2030 Arab Saudi yang diperkenalkan oleh Putera Mahkota, Pangeran Muhammad bin Salman.

Visi 2030 akan mengubah wajah Arab Saudi menjadi lebih modern. Dari sisi teknologi dan infrastruktur saat ini, pemerintah setempat sedang membangun sistem perkeretaapian mewah dengan teknologi tercanggih yang juga akan dioperasikan bagi jamaah haji dan umrah.

Sistem transportasi tersebut terdiri atas stasiun yang langsung terhubung dengan bandara berlokasi di King Abdulah Economic City, Jeddah, gerbong kereta api dengan fasilitas serba elektronik dan dilengkapi dengan kafetaria, internet, dan tempat duduk yang nyaman, serta teknologi digital yang diterapkan dalam sistem pemesanan tiket.

Pengelola stasiun juga membangun sebuah masjid yang dapat menampung ratusan umat. Para anggota jamaah haji dan umrah akan menikmati perjalanan sepanjang kurang lebih 450 kilometer dari Jeddah ke Mekkah dalam waktu sekitar satu setengah jam dengan lebih nyaman.  

Visi 2030 berdasar pada tiga pilar, yakni menjadikan Arab Saudi sebagai jantung dunia Arab dan Islam, menjadikan negeri tersebut sebagai sumber kekuatan investasi global, dan menjadikan Arab Saudi sebuah pusat yang menghubungkan tiga benua Asia, Eropa, dan Afrika.

Dengan demikian, Visi 2030 sedikitnya juga menjadi visi Muslim seluruh dunia karena di dalamnya ada harapan umat Islam untuk lebih cepat menjadi tamu di Baitullah (Rumah Allah subhanahu wa ta'ala) di Masjidil Haram.
(T.KR-LWA/M.H. Atmoko)