Garam yodium cegah penurunan kecerdasan anak

id yodium, cegah penurunan kecerdasan

Ambon (ANTARA Sumsel) - Garam curah yang dijual di Ambon kadar yodiumnya kurang dari 30 ppn, bahkan ada yang tidak beryodium sama sekali, kata Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan setempat, Sandra Lintin di Ambon, baru-baru ini.

Sandra Lintin mengatakan, dari 42 sampel garam halus yang diuji di laboratorium BPOM Ambon, 27 di antaranya tidak memenuhi syarat (TMS) karena kadar yodium tidak sesuai standar yang dianjurkan yakni 30 ppn.

"27 sampel TMS itu semuanya garam curah. Sementara sampel garam kemasan semuanya memenuhi syarat," katanya.

Ia mengimbau masyarakat Kota Ambon agar membeli garam halus dalam kemasan karena mengandung yodium yang takarannya sesuai yang dianjurkan.

Menurut dia, yodium berguna untuk mencegah penyakit gondok, penurunan tingkat kecerdasan pada anak-anak dan kekerdilan.

"Kalau kekurangan yodium pada anak-anak bisa mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan dan kekerdilan," katanya.

Garam beryodium merupakan garam yang sudah diperkaya dengan KIO3 atau kalium iodat sebanyak 30 ppn yang bila dikonsumsi setiap hari dapat membantu mencegah timbulnya gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI).

GAKI selain dapat menghambat peningkatan tingkat kecerdasan pada anak-anak dan penyakit gondok, juga menyebabkan kretin yang dampaknya antara lain retardasi mental, gangguan pendengaran dan neuromotor, juga hipotiriodi.


Pengawasan Disperindag

Pengawasan garam beryodium juga dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku.

Menurut Kabid Metrologi dan Perlindungan Konsumen Disperindag Maluku M Amin, Juli lalu, bahwa garam beryodium merupakan salah satu fokus pengawasannya dalam 2012.

"Ada lima produk yang menjadi prioritas Disperindag Maluku dalam melaksanakan tugas dan fungsi pengawasan selama 2012 antara lain tepung terigu, peralatan makan minum yang berasal dari melamin, air kemasan dan garam beryodium," kata M Amin.

Ia mengatakan, pengawasan tepung terigu antara lain meliputi kehalusan teksturnya, pengamatan secara kasat mata akan bau, rasa dan warnanya, dan benda asing atau serangga yang mungkin masuk di dalam kemasan.

Sementara peralatan makan minum yang terbuat dari melamin kini diuji kembali karena dikhawatirkan pengusaha tidak lagi memperhatikan standar mutu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Hal yang sama pula dilakukan untuk garam beryodium.

"Sampel dari produk-produk tersebut kini sedang diuji di laboratorium BPOM Ambon. Tinggal menunggu hasil ujinya saja. Bila hasil uji lab menunjukan barang-barang tersebut tidak memenuhi standar maka kami akan menyurati pihak produsennya," ujarnya. (ANT)