Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan luas panen di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mencapai 635,48 ribu hektare (ha) hingga akhir tahun 2025.
Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto, di Palembang, Selasa, mengatakan berdasarkan hasil Kerangka Sampel Area (KSA) proyeksi itu mengalami peningkatan sebesar 21,95 persen dibandingkan 2024 atau secara absolut luas panen Sumsel dibandingkan tahun sebelumnya naik seluas 114,39 ribu ha.
Berdasarkan potensi itu produksi padi di Sumsel sepanjang Januari hingga Desember, juga diprakirakan mencapai 3,59 juta ton. Secara tahunan (year on year,/you) volume tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,68 juta ton atau 23,52 persen dibandingkan tahun 2024.
“Ini merupakan capaian yang signifikan, bahkan kenaikan secara absolut mencapai 680 ribu ton,” katanya lagi.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel Bambang Pramono menambahkan, apabila potensi gabah kering giling (GKG) Sumsel sebesar 3,59 juta ton dikonversi menjadi beras, maka proyeksi akan mencapai 2,07 juta ton. Saat ini dengan jumlah masyarakat Sumsel yang berkisar 8,97 juta orang, konsumsi beras per tahun hanya sekitar 840 ribu ton.
“Dengan begitu, produksi beras yang dihasilkan 2,07 juta ton maka surplus sudah lebih dari 1,1 juta ton. Tentu ini capaian menggembirakan,” ujarnya pula.
Meski beras menyumbang deflasi pada Oktober 2025, namun pihaknya tetap mewaspadai potensi tekanan inflasi pada dua bulan terakhir tahun ini.
Hal itu juga sejalan dengan sejumlah momen yang berlangsung di akhir tahun, mulai dari libur sekolah hingga Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) Natal dan tahun baru.
“Tetap harus waspada, jangan sampai terlena sehingga inflasi kembali merangkak naik,” kata Bambang pula.