Palembang (ANTARA) - Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadi mempercepat pembangunan lima jalan layang di pelintasan kereta api (KA) di wilayah itu.
Hal itu dikatakan saat Elen memimpin Focus Group Discussion (FGD) rencana pembangunan flyover lintas Prabumulih-Muara Enim di Provinsi Sumsel serta strategi pengawasan dan pemeliharaan alur sungai Musi untuk aktivitas 24 jam, di Palembang, Selasa.
Ia menjelaskan, pembangunan 5 jalan layang perlu segera diselesaikan dan diputuskan masing-masing jalan layang di ruas simpang Belimbing, ruas Ujan Mas, 2 jalan layang di Gunung Megang, dan ruas Sudirman Muara Enim.
Meningkatnya lalu lintas batu bara jalur kereta api pada beberapa titik perlintasan di sebidang kereta api menjadi krusial. Sebab, pada 2024 kapasitas batu bara sebesar 56 juta ton, sehingga hal ini perlu ditingkatkan, terlebih sepanjang Januari hingga Desember 2024 harga batu bara relatif stabil.
"Hal paling mendesak adalah pembangunan jalan layang ruas simpang Belimbing, diusulkan pembiayaannya oleh PT KAI. Adapun 2 jalan layang di Gunung Megang, dan 1 jalan layang di Ujan Mas, ini kami usulkan ke Kemenhub atau ke Kemen PUPR, atau pembiayaan dikembalikan ke PT KAI. Sedangkan untuk ruas Sudirman Muara Enim sudah masuk di APBN,” katanya.
Menurut dia, pembangunan jalan layang itu selain sebagai upaya peningkatan PAD Sumsel juga untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat di wilayah perlintasan kereta api.
"Kami optimalkan dengan peningkatan sumber daya alam melalui industri transportasi.
Jangan ditunda lagi, sebab opportunity loss akan semakin besar,” ujarnya.
Apabila kapasitas batu bara ini meningkat, muaranya tentu akan berujung pada upaya bagaimana menurunkan tingkat kemiskinan di Sumsel, kata Elen.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT KAI Rudi As Aturridha menjelaskan, sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), KAI memiliki peran penting dalam kelancaran distribusi batu bara.
Pada 2025, KAI akan menyiapkan kapasitas angkut batu bara sebesar 89 juta ton. Namun demikian salah satu tantangan adalah kelancaran dalam lalu lintas di jalan raya.
"Dengan pembangunan flyover, akan berjalan dengan lancar dan mengurangi risiko. Selain itu dengan peningkatan kapasitas volume ini tentu akan berdampak di operasional sungai Musi. Pada saat ini hambatannya di sungai Musi yang operasionalnya hanya 12 jam per hari, kami usulkan agar operasional bisa 24 jam per hari,” katanya.
Melalui kegiatan tersebut, KAI berharap dapat menghasilkan kajian yang lebih komprehensif.
Menurut dia, keberhasilan jam operasional sungai Musi tidak dapat terwujud tanpa dukungan semua pihak. Oleh sebab itu dibutuhkan kolaborasi dari semua pihak.
"Kami optimistis dengan adanya FGD sebagai langkah yang baik bagi semua pihak yang berkepentingan,” ucapnya.
Direktur Keselamatan PT KAI Maya Santi yang hadir secara virtual mengatakan komitmen PT KAI untuk meningkatkan kapasitas dan keamanan. Saat ini PT KAI sedang dalam proses meningkatkan kapasitas volume batu bara.
"Menjadi kewajiban kita semua mendukung PSN untuk memberikan keselamatan dan kenyamanan bagi masyarakat, dalam hal ini arus lalu lintas saat kereta api melintas. Target penyelesaian PSN bisa rampung di 2027. Begitu juga dengan kemampuan lalu lintas di sungai Musi akan kita tingkatkan,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Gubernur percepat pembangunan 5 jalan layang perlintasan KA di Sumsel