Semarang (ANTARA) - Anggota Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Semarang Anang Budi Utomo mengingatkan bahwa sampah dari bekas kemasan makan bergizi gratis harus diantisipasi agar tidak menjadi persoalan serius di kemudian hari.

"Terkait kemasan kan berkait ke sampah, itu luar biasa. Kalau jumlah siswa di Kota Semarang 24 ribu orang per angkatan. Sampahnya saya yakin jadi problem kalau tidak diantisipasi sejak awal," katanya di Semarang, Rabu.

Menurut dia, lebih baik jika untuk program makan bergizi gratis menggunakan wadah yang bisa dicuci kembali atau didaur ulang.

"Misalnya pakai sendok atau piring stainles. Kan bisa dicuci, ditumpuk, dan dipakai lagi. Artinya kan tidak langsung jadi sampah. Kan luar biasa, berapa ton per hari sampah yang dihasilkan," katanya.

Ia mengatakan secara umum implementasi uji coba program makan bergizi gratis di Kota Semarang sudah bagus, apalagi konsepnya untuk menekan angka kekurangan gizi

Kalau untuk catatan, Anang justru menyoroti testimoni dari anak-anak atau siswa sekolah yang menjadi penerima manfaat program makan bergizi gratis.

"Catatannya kemarin dari anak-anak kan. Pertama, mereka ngeluh kurang sayur, ada juga yang nanya susunya mana. Namun, kalau saya secara prinsip dengan anggaran segitu (Rp10.000) pakai susu ya enggak nyampe," katanya.


Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Syarif Abdullah
Copyright © ANTARA 2025