OKI, Sumsel (ANTARA) - PT SBA Wood Industries kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR). Pada 18 November 2024, perusahaan menyerahkan bantuan berupa bangunan Kantor Desa dan Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) kepada masyarakat Desa Simpang Tiga Sakti, Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Acara serah terima tersebut dihadiri oleh Camat Tulung Selapan, perangkat desa, masyarakat, serta pimpinan PT SBA Wood Industries beserta jajaran.
Pimpinan PT SBA Wood Industries, Selamat, menjelaskan bahwa pemberian bantuan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam mendukung pembangunan desa binaan.
"Bantuan ini merupakan wujud nyata kontribusi kami dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan mendukung prinsip Good Corporate Governance (GCG). Kami berharap fasilitas ini dapat bermanfaat bagi masyarakat desa dan memperkuat kemitraan yang telah terjalin," ujar Selamat.
Selain pembangunan infrastruktur, Desa Simpang Tiga Sakti juga menjadi lokasi kerjasama kemitraan kehutanan dengan PT SBA Wood Industries.
Program ini tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui lahan produktif tetapi juga membantu mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Camat Tulung Selapan, Muhammad Saleh, yang meresmikan kedua bangunan tersebut, memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi CSR perusahaan yang mencapai hampir Rp 1 miliar.
"Bantuan ini sangat berarti bagi masyarakat. Kami berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan," ungkapnya.
Kepala Desa Simpang Tiga Sakti, Herry, turut menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada PT SBA Wood Industries. Ia mengungkapkan bahwa Desa Simpang Tiga Sakti kini menjadi desa pertama di Pantai Timur Kecamatan Tulung Selapan yang memiliki bangunan kantor desa sendiri.
"Kami berharap kerjasama dengan PT SBA Wood Industries terus berlanjut melalui berbagai program CSR lainnya, sehingga masyarakat desa kami semakin diberdayakan sesuai potensi yang dimiliki," ujar Herry.
Melalui program ini, PT SBA Wood Industries mempertegas perannya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah operasionalnya.
Acara serah terima tersebut dihadiri oleh Camat Tulung Selapan, perangkat desa, masyarakat, serta pimpinan PT SBA Wood Industries beserta jajaran.
Pimpinan PT SBA Wood Industries, Selamat, menjelaskan bahwa pemberian bantuan ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam mendukung pembangunan desa binaan.
"Bantuan ini merupakan wujud nyata kontribusi kami dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan dan mendukung prinsip Good Corporate Governance (GCG). Kami berharap fasilitas ini dapat bermanfaat bagi masyarakat desa dan memperkuat kemitraan yang telah terjalin," ujar Selamat.
Selain pembangunan infrastruktur, Desa Simpang Tiga Sakti juga menjadi lokasi kerjasama kemitraan kehutanan dengan PT SBA Wood Industries.
Program ini tidak hanya meningkatkan perekonomian masyarakat melalui lahan produktif tetapi juga membantu mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Camat Tulung Selapan, Muhammad Saleh, yang meresmikan kedua bangunan tersebut, memberikan apresiasi tinggi atas kontribusi CSR perusahaan yang mencapai hampir Rp 1 miliar.
"Bantuan ini sangat berarti bagi masyarakat. Kami berharap fasilitas ini dapat dimanfaatkan secara maksimal dan berkelanjutan," ungkapnya.
Kepala Desa Simpang Tiga Sakti, Herry, turut menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada PT SBA Wood Industries. Ia mengungkapkan bahwa Desa Simpang Tiga Sakti kini menjadi desa pertama di Pantai Timur Kecamatan Tulung Selapan yang memiliki bangunan kantor desa sendiri.
"Kami berharap kerjasama dengan PT SBA Wood Industries terus berlanjut melalui berbagai program CSR lainnya, sehingga masyarakat desa kami semakin diberdayakan sesuai potensi yang dimiliki," ujar Herry.
Melalui program ini, PT SBA Wood Industries mempertegas perannya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah operasionalnya.