Palembang (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumatera Selatan mulai bulan ini memanfaatkan lahan kosong di lingkungan lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
"Untuk melakukan kegiatan itu diawali di Rutan Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Rutan Prabumulih, Lapas Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Lapas Narkotika Muara Beliti, Kabupaten Musirawas dan Lapas Muara Enim," kata Kakanwil Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, program ketahanan pangan nasional di lingkungan lapas dan rutan tersebut diwujudkan dengan melakukan budidaya ikan lele dan penanaman semangka tanpa biji.
Kemudian pembuatan pupuk organik, dan pembibitan ikan, serta penanaman dan budidaya sayuran.
Lapas Sekayu dan Rutan Baturaja membuat kolam ikan lele dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada di lingkungannya.
Tidak hanya di Rutan Baturaja dan Lapas Sekayu, Lapas Narkotika Muara Beliti juga melakukan program pembinaan penanaman dan budidaya sayuran menggunakan metode hidroponik.
Tim Lapas Muara Enim juga tidak mau kalah, mereka menyiapkan penanaman semangka tanpa biji menggunakan metode baluran dengan mulsa plastik untuk menghindari serangan hama dan menjaga kelembaban tanah, serta mencegah pertumbuhan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman buah tersebut.
Sedangkan Rutan Prabumulih bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perikanan kota setempat untuk melakukan penyuluhan pertanian serta pelatihan pembuatan pupuk organik dan pembibitan ikan, kata Ilham.
Hasil panen dari kegiatan tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan di lapas dan rutan serta didistribusikan ke berbagai pihak sebagai bentuk dukungan terhadap swasembada pangan.
Program ketahanan pangan ini selain bermanfaat untuk daerah secara umum, juga bermanfaat bagi warga binaan pemasyarakatan karena mereka dapat mengembangkan keterampilan dan kemandirian yang bisa menjadi bekal saat kembali ke masyarakat, jelasnya.
Menurut dia, Kantor Wilayah Kemenkumham Sumsel mendukung penuh program Asta Cita dari Presiden RI Prabowo Subianto terkait ketahanan pangan nasional.
"Saya telah menginstruksikan seluruh jajaran pemasyarakatan untuk melakukan swasembada pangan berkelanjutan dengan memanfaatkan lahan kosong di lingkungan lapas dan rutan," ujarnya.
Ketahanan pangan merupakan bagian dari program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
“Asta Cita merupakan program kerja 100 hari Presiden Prabowo Subianto. Tujuannya untuk swasembada pangan yang berkelanjutan. Ini adalah langkah nyata kami dalam menjaga ketersediaan bahan pangan di wilayah Sumatera Selatan,” kata Kakanwil Ilham Djaya.
"Untuk melakukan kegiatan itu diawali di Rutan Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Rutan Prabumulih, Lapas Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Lapas Narkotika Muara Beliti, Kabupaten Musirawas dan Lapas Muara Enim," kata Kakanwil Kemenkumham Sumsel Ilham Djaya di Palembang, Rabu.
Dia menjelaskan, program ketahanan pangan nasional di lingkungan lapas dan rutan tersebut diwujudkan dengan melakukan budidaya ikan lele dan penanaman semangka tanpa biji.
Kemudian pembuatan pupuk organik, dan pembibitan ikan, serta penanaman dan budidaya sayuran.
Lapas Sekayu dan Rutan Baturaja membuat kolam ikan lele dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada di lingkungannya.
Tidak hanya di Rutan Baturaja dan Lapas Sekayu, Lapas Narkotika Muara Beliti juga melakukan program pembinaan penanaman dan budidaya sayuran menggunakan metode hidroponik.
Tim Lapas Muara Enim juga tidak mau kalah, mereka menyiapkan penanaman semangka tanpa biji menggunakan metode baluran dengan mulsa plastik untuk menghindari serangan hama dan menjaga kelembaban tanah, serta mencegah pertumbuhan gulma yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman buah tersebut.
Sedangkan Rutan Prabumulih bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perikanan kota setempat untuk melakukan penyuluhan pertanian serta pelatihan pembuatan pupuk organik dan pembibitan ikan, kata Ilham.
Hasil panen dari kegiatan tersebut dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan di lapas dan rutan serta didistribusikan ke berbagai pihak sebagai bentuk dukungan terhadap swasembada pangan.
Program ketahanan pangan ini selain bermanfaat untuk daerah secara umum, juga bermanfaat bagi warga binaan pemasyarakatan karena mereka dapat mengembangkan keterampilan dan kemandirian yang bisa menjadi bekal saat kembali ke masyarakat, jelasnya.
Menurut dia, Kantor Wilayah Kemenkumham Sumsel mendukung penuh program Asta Cita dari Presiden RI Prabowo Subianto terkait ketahanan pangan nasional.
"Saya telah menginstruksikan seluruh jajaran pemasyarakatan untuk melakukan swasembada pangan berkelanjutan dengan memanfaatkan lahan kosong di lingkungan lapas dan rutan," ujarnya.
Ketahanan pangan merupakan bagian dari program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni memantapkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau, dan ekonomi biru.
“Asta Cita merupakan program kerja 100 hari Presiden Prabowo Subianto. Tujuannya untuk swasembada pangan yang berkelanjutan. Ini adalah langkah nyata kami dalam menjaga ketersediaan bahan pangan di wilayah Sumatera Selatan,” kata Kakanwil Ilham Djaya.