Muaradua (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatra Selatan (Sumsel) mengatasi 47 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di wilayah itu selama musim kemarau tahun ini.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD OKU Selatan Uliyati Liska di Muaradua, Rabu, mengatakan bahwa selama musim kemarau pada periode Juni-September 2024, tercatat sebanyak 47 peristiwa karhutla.
Dia menjelaskan kebakaran hutan dan lahan itu terjadi di 10 kecamatan di OKU Selatan yang memang dipetakan sebagai daerah rawan karhutla saat musim kemarau.
Ke-10 kecamatan tersebut meliputi Buay Runjung, Tiga Dihaji, Mekakau Ilir, Buay Pemaca, Simpang, Muaradua, Runjung Agung, Buay Sandang Aji, BPRRT, dan Kecamatan Banding Agung.
Menurut dia, 10 kecamatan ini termasuk daerah yang dipetakan rawan terjadi karhutla saat musim kemarau, karena masih banyak terdapat lahan pertanian dan perkebunan yang mudah terbakar saat musim kemarau panjang.
Sebagian besar peristiwa karhutla disebabkan oleh puntung rokok yang dibuang oknum masyarakat di sembarang tempat, sehingga memicu titik api.
"Untuk luas lahan yang terbakar saat ini masih dalam proses pendataan," katanya.
Meskipun jumlah kasus karhutla tersebut tergolong tinggi, kata dia, tidak sampai menimbulkan korban jiwa dan bencana kabut asap berkat kesigapan tim satgas di lapangan dalam memadamkan api dengan peralatan memadai.
Dalam melakukan pemadaman, pihaknya didukung peralatan memadai mulai dari mesin pompa air, selang hingga baju anti-api untuk menjamin keselamatan para personel yang bertugas di lapangan.
"Kami juga mengingatkan masyarakat OKU Selatan agar tidak membuka lahan pertanian dengan cara dibakar, karena berpotensi menimbulkan karhutla," ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD OKU Selatan Uliyati Liska di Muaradua, Rabu, mengatakan bahwa selama musim kemarau pada periode Juni-September 2024, tercatat sebanyak 47 peristiwa karhutla.
Dia menjelaskan kebakaran hutan dan lahan itu terjadi di 10 kecamatan di OKU Selatan yang memang dipetakan sebagai daerah rawan karhutla saat musim kemarau.
Ke-10 kecamatan tersebut meliputi Buay Runjung, Tiga Dihaji, Mekakau Ilir, Buay Pemaca, Simpang, Muaradua, Runjung Agung, Buay Sandang Aji, BPRRT, dan Kecamatan Banding Agung.
Menurut dia, 10 kecamatan ini termasuk daerah yang dipetakan rawan terjadi karhutla saat musim kemarau, karena masih banyak terdapat lahan pertanian dan perkebunan yang mudah terbakar saat musim kemarau panjang.
Sebagian besar peristiwa karhutla disebabkan oleh puntung rokok yang dibuang oknum masyarakat di sembarang tempat, sehingga memicu titik api.
"Untuk luas lahan yang terbakar saat ini masih dalam proses pendataan," katanya.
Meskipun jumlah kasus karhutla tersebut tergolong tinggi, kata dia, tidak sampai menimbulkan korban jiwa dan bencana kabut asap berkat kesigapan tim satgas di lapangan dalam memadamkan api dengan peralatan memadai.
Dalam melakukan pemadaman, pihaknya didukung peralatan memadai mulai dari mesin pompa air, selang hingga baju anti-api untuk menjamin keselamatan para personel yang bertugas di lapangan.
"Kami juga mengingatkan masyarakat OKU Selatan agar tidak membuka lahan pertanian dengan cara dibakar, karena berpotensi menimbulkan karhutla," ujarnya.