Palembang (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), meningkatkan toleransi beragama para tenaga didik dan sumber daya kependidikan di kampus tersebut.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Raden Fatah, Abdur Razzaq dikonfirmasi di Palembang, Kamis, mengatakan dalam upaya meningkatkan toleransi beragama para tenaga didik, pihaknya menghadirkan secara langsung Mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin.
Menurutnya, mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin memberikan materi yang berkaitan dengan moderat dalam konteks menyikapi toleransi keagamaan juga untuk memahami agama dengan teks seperti kitab suci.
"Untuk meningkatkan toleransi para pemangku pendidikan dalam konteks menyikapi keagamaan, maka perlu memahami agama dengan teks seperti kitab suci," katanya.
Ia menambahkan faktor utama dikatakan moderat atau ekstrem, perlu memahami ajaran agama. Bisa dipilih ke dalam dua bagian yakni yang pertama universal atau inti dan pokok yang artinya meyakini semua ajaran agama itu benar dan nurani akan membenarkan tentang ajaran agama tersebut tanpa ada penolakan.
Seperti tentang kejujuran, menegakkan keadilan, nilai- nilai kemanusiaan, pesan kuat dalam membangun hubungan yang baik. Untuk menyikapi itu dapat dilakukan dengan cara toleransi.
"Kemudian pesan agama tentang keadilan. Apapun, dimanapun, mengharuskan kita menegakkan keadilan," katanya.
Ia menambahkan pesan moral terkait memanusiakan manusia itu adalah juga pesan dari agama.
Adapun poinnya, kata dia, ialah moderasi beragama yang baik harus didasari oleh sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang beragam atau saling toleransi, sehingga anti kekerasan guna menekankan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan dalam konteks agama dapat terwujud.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Raden Fatah, Abdur Razzaq dikonfirmasi di Palembang, Kamis, mengatakan dalam upaya meningkatkan toleransi beragama para tenaga didik, pihaknya menghadirkan secara langsung Mantan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin.
Menurutnya, mantan Menag Lukman Hakim Saifuddin memberikan materi yang berkaitan dengan moderat dalam konteks menyikapi toleransi keagamaan juga untuk memahami agama dengan teks seperti kitab suci.
"Untuk meningkatkan toleransi para pemangku pendidikan dalam konteks menyikapi keagamaan, maka perlu memahami agama dengan teks seperti kitab suci," katanya.
Ia menambahkan faktor utama dikatakan moderat atau ekstrem, perlu memahami ajaran agama. Bisa dipilih ke dalam dua bagian yakni yang pertama universal atau inti dan pokok yang artinya meyakini semua ajaran agama itu benar dan nurani akan membenarkan tentang ajaran agama tersebut tanpa ada penolakan.
Seperti tentang kejujuran, menegakkan keadilan, nilai- nilai kemanusiaan, pesan kuat dalam membangun hubungan yang baik. Untuk menyikapi itu dapat dilakukan dengan cara toleransi.
"Kemudian pesan agama tentang keadilan. Apapun, dimanapun, mengharuskan kita menegakkan keadilan," katanya.
Ia menambahkan pesan moral terkait memanusiakan manusia itu adalah juga pesan dari agama.
Adapun poinnya, kata dia, ialah moderasi beragama yang baik harus didasari oleh sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang beragam atau saling toleransi, sehingga anti kekerasan guna menekankan penolakan terhadap segala bentuk kekerasan dalam konteks agama dapat terwujud.