Palembang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Selatan siaga bencana hidrometeorologi di wilayah menjelang musim hujan.
Plh. Kepala BPBD Sumsel Aksoni di Palembang, Rabu, mengatakan Badan Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sumatera Selatan memprediksi peningkatan curah hujan di seluruh wilayah dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
Menanggapi prediksi tersebut, dirinya meminta BPBD Kabupaten/Kota se-Sumsel diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan sejumlah langkah antisipasi.
Kemudian, untuk memastikan kesiapsiagaan seluruh personel, peralatan, dan logistik penanggulangan bencana. Semua sumber daya harus dalam kondisi siap pakai untuk merespons situasi darurat yang mungkin terjadi
"Diharapkan adanya koordinasi yang solid antarsektor terkait untuk mencegah dan mengurangi dampak bencana. Kerja sama ini penting agar langkah-langkah penanganan dapat dilakukan secara efektif dan terpadu," katanya.
Ia menjelaskan data terbaru mengenai tingkat potensi banjir di Sumsel, tidak ada wilayah yang tercatat memiliki potensi banjir tinggi baik pada bulan Oktober 2004 maupun November 2024. Namun, beberapa daerah menunjukkan risiko yang perlu diwaspadai.
Pada Oktober 2004, wilayah dengan potensi banjir menengah meliputi Kecamatan Banyuasin Tiga dan Rantau Bayur di Kabupaten Banyuasin, serta Kecamatan Pasemah Air Keruh dan Pendopo di Kabupaten Empat Lawang. Kota Prabumulih juga tercatat mengalami risiko banjir menengah di Kecamatan Prabumulih Barat.
Lalu, potensi banjir rendah teridentifikasi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin dan Empat Lawang, serta berbagai kecamatan di Kota Lubuk Linggau dan kabupaten lainnya seperti Lahat, Muara Enim, dan Ogan Komering Ilir.
Kemudian, pada November 2024, analisis menunjukkan bahwa sejumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin, Empat Lawang, Lubuk Linggau, Pagar Alam, Palembang, dan Prabumulih masih menghadapi potensi banjir menengah.
“Namun, terdapat beberapa kecamatan di Kabupaten Empat Lawang dan Ogan Komering Ilir terpantau memiliki risiko banjir rendah,” kata Aksoni.*
Plh. Kepala BPBD Sumsel Aksoni di Palembang, Rabu, mengatakan Badan Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Sumatera Selatan memprediksi peningkatan curah hujan di seluruh wilayah dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya bencana banjir dan tanah longsor.
Menanggapi prediksi tersebut, dirinya meminta BPBD Kabupaten/Kota se-Sumsel diminta untuk meningkatkan kewaspadaan dan melakukan sejumlah langkah antisipasi.
Kemudian, untuk memastikan kesiapsiagaan seluruh personel, peralatan, dan logistik penanggulangan bencana. Semua sumber daya harus dalam kondisi siap pakai untuk merespons situasi darurat yang mungkin terjadi
"Diharapkan adanya koordinasi yang solid antarsektor terkait untuk mencegah dan mengurangi dampak bencana. Kerja sama ini penting agar langkah-langkah penanganan dapat dilakukan secara efektif dan terpadu," katanya.
Ia menjelaskan data terbaru mengenai tingkat potensi banjir di Sumsel, tidak ada wilayah yang tercatat memiliki potensi banjir tinggi baik pada bulan Oktober 2004 maupun November 2024. Namun, beberapa daerah menunjukkan risiko yang perlu diwaspadai.
Pada Oktober 2004, wilayah dengan potensi banjir menengah meliputi Kecamatan Banyuasin Tiga dan Rantau Bayur di Kabupaten Banyuasin, serta Kecamatan Pasemah Air Keruh dan Pendopo di Kabupaten Empat Lawang. Kota Prabumulih juga tercatat mengalami risiko banjir menengah di Kecamatan Prabumulih Barat.
Lalu, potensi banjir rendah teridentifikasi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin dan Empat Lawang, serta berbagai kecamatan di Kota Lubuk Linggau dan kabupaten lainnya seperti Lahat, Muara Enim, dan Ogan Komering Ilir.
Kemudian, pada November 2024, analisis menunjukkan bahwa sejumlah kecamatan di Kabupaten Banyuasin, Empat Lawang, Lubuk Linggau, Pagar Alam, Palembang, dan Prabumulih masih menghadapi potensi banjir menengah.
“Namun, terdapat beberapa kecamatan di Kabupaten Empat Lawang dan Ogan Komering Ilir terpantau memiliki risiko banjir rendah,” kata Aksoni.*