Muaradua (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatra Selatan melakukan upaya percepatan penurunan angka stunting melalui promosi dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) bagi masyarakat di wilayah itu.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten OKU Selatan, Umu Manazilawati di Muaradua, Kamis mengatakan bahwa promosi dan KIE merupakan bagian dari kampanye percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja dalam rangka mengawal 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan ini bertujuan untuk menggalang dukungan serta komitmen dari para pemangku kepentingan, sekaligus menyebarluaskan informasi mengenai Program Bangga Kencana serta langkah-langkah pencegahan dan penurunan angka stunting.
Menurutnya, kolaborasi dengan mitra kerja ini merupakan upaya yang argumentatif dan persuasif yang langsung menyentuh masyarakat berisiko stunting melalui promosi, edukasi dan dialog interaktif di tingkat lapangan.
Keluarga yang memperoleh informasi terkait Program Bangga Kencana dan penurunan stunting diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang program tersebut.
Ia berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan pembinaan keluarga, terutama bagi mereka yang memiliki anak di bawah usia dua tahun, khususnya dalam hal pengasuhan 1.000 HPK di kelompok BKB.
"Melalui kegiatan ini pula diharapkan komitmen dari pemerintah pusat dan daerah dalam melaksanakan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting juga semakin kuat," harapnya.
Sementara, berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi balita stunting di Kabupaten OKU Selatan menunjukkan hasil positif di mana tahun 2021 sebanyak 24,8 persen dan turun menjadi 19,4 persen pada 2022.
Penurunan angka stunting ini pun didukung dengan Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang digalakkan pemerintah daerah setempat dalam upaya percepatan penurunan angka kasus penyakit kekerdilan di wilayah itu.
"Kami optimistis melalui upaya-upaya ini Kabupaten OKU Selatan dapat menuju zero stunting pada 2024," ujarnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten OKU Selatan, Umu Manazilawati di Muaradua, Kamis mengatakan bahwa promosi dan KIE merupakan bagian dari kampanye percepatan penurunan stunting bersama mitra kerja dalam rangka mengawal 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan ini bertujuan untuk menggalang dukungan serta komitmen dari para pemangku kepentingan, sekaligus menyebarluaskan informasi mengenai Program Bangga Kencana serta langkah-langkah pencegahan dan penurunan angka stunting.
Menurutnya, kolaborasi dengan mitra kerja ini merupakan upaya yang argumentatif dan persuasif yang langsung menyentuh masyarakat berisiko stunting melalui promosi, edukasi dan dialog interaktif di tingkat lapangan.
Keluarga yang memperoleh informasi terkait Program Bangga Kencana dan penurunan stunting diharapkan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang program tersebut.
Ia berharap melalui kegiatan ini dapat meningkatkan pembinaan keluarga, terutama bagi mereka yang memiliki anak di bawah usia dua tahun, khususnya dalam hal pengasuhan 1.000 HPK di kelompok BKB.
"Melalui kegiatan ini pula diharapkan komitmen dari pemerintah pusat dan daerah dalam melaksanakan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting juga semakin kuat," harapnya.
Sementara, berdasarkan hasil survei Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi balita stunting di Kabupaten OKU Selatan menunjukkan hasil positif di mana tahun 2021 sebanyak 24,8 persen dan turun menjadi 19,4 persen pada 2022.
Penurunan angka stunting ini pun didukung dengan Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang digalakkan pemerintah daerah setempat dalam upaya percepatan penurunan angka kasus penyakit kekerdilan di wilayah itu.
"Kami optimistis melalui upaya-upaya ini Kabupaten OKU Selatan dapat menuju zero stunting pada 2024," ujarnya.