Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) mengajak masyarakat di wilayah itu gemar makan ikan dalam rangka menangani gizi buruk dan pencegahan stunting.
Asisten II Setda Sumsel Zulkarnain di Palembang, Rabu, mengatakan ketahanan pangan dan stunting masih menjadi isu prioritas nasional.
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2020, dari 117 negara, Indonesia termasuk di dalam 17 negara yang mempunyai masalah terhadap tumbuh kembang yaitu stunting (kekerdilan) 31,8 persen, wasting (kecerdasan rendah) 12,1 persen dan overweight (obesitas) 11,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih rendah dalam menangani pengembangan gizi dan pangan.
"Di sinilah peran dan tanggung jawab lembaga pemerintahan melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan juga Tim Penggerak PKK sebagai Forum Peningkatan Angka Konsumsi Ikan (Forikan) yang merupakan organisasi strategis, yang diketuai oleh ibu kepala daerah provinsi maupun kabupaten/kota, berupaya untuk turut meningkatkan ketahanan pangan dan asupan gizi melalui peningkatan Angka Konsumsi Ikan (AKI) pada masyarakat," katanya.
Ia mengatakan ikan adalah salah satu sumber protein hewani yang sangat baik untuk tubuh dan tumbuh kembang anak, karena ikan kaya akan omega-3, yang berperan penting dalam mendukung kesehatan dan kecerdasan otak.
Pemerintah sangat mendukung upaya peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. AKI Sumsel pada tahun 2023 sebesar 43,68 kg/kapita/tahun, ini masih jauh dengan AKI nasional yaitu 50 kg/kapita/tahun.
Maka dari itu, kata dia, perlu dilakukan strategi-strategi dalam meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat seperti kampanye, edukasi, dan promosi, makan ikan harus dilakukan secara masif dan terstruktur, agar lebih berdampak pada peningkatan pemahaman/kesadaran (awareness) masyarakat dalam mengkonsumsi ikan.
“Kami mengajak semua kalangan untuk terus berupaya meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat dalam rangka menangani gizi buruk dan pencegahan stunting, sehingga masyarakat Sumsel menjadi masyarakat yang sehat kuat dan memiliki kecerdasan yang tinggi,” kata Zulkarnain.
Asisten II Setda Sumsel Zulkarnain di Palembang, Rabu, mengatakan ketahanan pangan dan stunting masih menjadi isu prioritas nasional.
Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2020, dari 117 negara, Indonesia termasuk di dalam 17 negara yang mempunyai masalah terhadap tumbuh kembang yaitu stunting (kekerdilan) 31,8 persen, wasting (kecerdasan rendah) 12,1 persen dan overweight (obesitas) 11,9 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih rendah dalam menangani pengembangan gizi dan pangan.
"Di sinilah peran dan tanggung jawab lembaga pemerintahan melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan juga Tim Penggerak PKK sebagai Forum Peningkatan Angka Konsumsi Ikan (Forikan) yang merupakan organisasi strategis, yang diketuai oleh ibu kepala daerah provinsi maupun kabupaten/kota, berupaya untuk turut meningkatkan ketahanan pangan dan asupan gizi melalui peningkatan Angka Konsumsi Ikan (AKI) pada masyarakat," katanya.
Ia mengatakan ikan adalah salah satu sumber protein hewani yang sangat baik untuk tubuh dan tumbuh kembang anak, karena ikan kaya akan omega-3, yang berperan penting dalam mendukung kesehatan dan kecerdasan otak.
Pemerintah sangat mendukung upaya peningkatan konsumsi ikan di masyarakat. AKI Sumsel pada tahun 2023 sebesar 43,68 kg/kapita/tahun, ini masih jauh dengan AKI nasional yaitu 50 kg/kapita/tahun.
Maka dari itu, kata dia, perlu dilakukan strategi-strategi dalam meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat seperti kampanye, edukasi, dan promosi, makan ikan harus dilakukan secara masif dan terstruktur, agar lebih berdampak pada peningkatan pemahaman/kesadaran (awareness) masyarakat dalam mengkonsumsi ikan.
“Kami mengajak semua kalangan untuk terus berupaya meningkatkan konsumsi ikan pada masyarakat dalam rangka menangani gizi buruk dan pencegahan stunting, sehingga masyarakat Sumsel menjadi masyarakat yang sehat kuat dan memiliki kecerdasan yang tinggi,” kata Zulkarnain.