Martapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatra Selatan membuka sosialisasi Jajak Minat Studi Kelayakan Program Jaringan Gas Bumi Rumah Tangga (Jargas) bagi calon penerima manfaat di wilayah itu.
Bupati OKU Timur Lanosin Hamzah di Martapura, Rabu mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memperluas jargas bagi masyarakat di wilayah setempat.
"Pada tahun 2022, Kementerian ESDM telah membangun jargas sebanyak 3.015 sambungan rumah tangga di Kabupaten OKU Timur dan diharapkan jumlah penerima manfaat tersebut bertambah pada tahun ini," katanya.
Dia menjelaskan, sosialisasi ini merupakan bentuk interaksi dengan masyarakat termasuk pemangku kebijakan untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan efektifitas dalam pemanfaatan APBN sehingga diperoleh tanggapan dari calon penerima manfaat.
Menurutnya, kelangkaan gas LPG 3 Kg sering kali membuat masyarakat OKU Timur khawatir, terlebih harga yang dijual tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah.
"Dengan adanya jargas ini tentunya dapat mengurangi beban masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.
Sementara, perwakilan dari Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Roby Daud Pane dalam sambutannya menyampaikan bahwa gas alam memiliki nilai lebih dari pada LPG.
"Jargas ini memiliki nilai lebih dari LPG, diantaranya pembakaran sempurna dan tidak menimbulkan ledakan jika terjadi kebocoran," jelasnya.
Dengan menggunakan gas alam, lanjut dia, diharapkan impor LPG dapat berkurang dan menekan harga jual di pasaran.
"Dari studi kelayakan ini diharapkan menjadi dasar agar dapat dilanjutkan ke tahap pendesainan secara teknis dan dilanjutkan pembangunan konstruksinya," ujarnya.
Bupati OKU Timur Lanosin Hamzah di Martapura, Rabu mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk memperluas jargas bagi masyarakat di wilayah setempat.
"Pada tahun 2022, Kementerian ESDM telah membangun jargas sebanyak 3.015 sambungan rumah tangga di Kabupaten OKU Timur dan diharapkan jumlah penerima manfaat tersebut bertambah pada tahun ini," katanya.
Dia menjelaskan, sosialisasi ini merupakan bentuk interaksi dengan masyarakat termasuk pemangku kebijakan untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, akuntabilitas dan efektifitas dalam pemanfaatan APBN sehingga diperoleh tanggapan dari calon penerima manfaat.
Menurutnya, kelangkaan gas LPG 3 Kg sering kali membuat masyarakat OKU Timur khawatir, terlebih harga yang dijual tidak sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) pemerintah.
"Dengan adanya jargas ini tentunya dapat mengurangi beban masyarakat yang membutuhkan," ujarnya.
Sementara, perwakilan dari Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Roby Daud Pane dalam sambutannya menyampaikan bahwa gas alam memiliki nilai lebih dari pada LPG.
"Jargas ini memiliki nilai lebih dari LPG, diantaranya pembakaran sempurna dan tidak menimbulkan ledakan jika terjadi kebocoran," jelasnya.
Dengan menggunakan gas alam, lanjut dia, diharapkan impor LPG dapat berkurang dan menekan harga jual di pasaran.
"Dari studi kelayakan ini diharapkan menjadi dasar agar dapat dilanjutkan ke tahap pendesainan secara teknis dan dilanjutkan pembangunan konstruksinya," ujarnya.