Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mengupayakan pendirian pojok baca untuk meningkatkan minat literasi masyarakat di wilayah itu.
Kepala Dinas Perpustakaan Sumsel M Zaki Aslam di Palembang, Rabu, mengatakan Pada Tahun 2023 silam Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) Sumsel berada di urutan 30 dari 34 Provinsi di Indonesia dengan skor 64,15 poin.
Oleh sebab itu, untuk memenuhi tingkat literasi masyarakat tersebut pihaknya mengupayakan peningkatan fasilitas perpustakaan mulai dari pengadaan buku baru hingga pendirian pojok baca.
"Maka dari itu, kami mencari cara lain bagaimana agar mendekatkan perpustakaan itu ke tengah masyarakat. Salah satunya dengan membuat pojok baca ke desa-desa, kelurahan dan tempat-tempat keramaian yang didatangi masyarakat," jelasnya.
Ia mengatakan keterbukaan informasi yang saat ini dapat diakses masyarakat dari seluruh kalangan membuat orang-orang mulai malas datang ke perpustakaan daerah.
"Kami mendorong pelayanan mendekat ke masyarakat mudah-mudahan tingkat kegemaran membaca meningkat. Selain itu, kami juga harus meningkatkan koleksi buku dan pustakawan," ujarnya
Menurut dia' masyarakat yang datang ke perpustakaan daerah hanya berkisar 100 pengunjung per hari. Mereka ke perpustakaan adalah orang-orang yang memiliki kepentingan dalam mengakses buku yang ada di perpusda.
"Kebanyakan mereka yang datang mengakses koleksi perpusda adalah mahasiswa dan pelajar. Untuk mengharapkan masyarakat datang dengan sendirinya sulit," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengupayakan pengadaan buku-buku digital untuk memudahkan masyarakat mengakses buku. Hanya saja dirinya mengakui jika transformasi digital tersebut dipengaruhi keuangan daerah.
"Kami mengupayakan kerjasama ke penerbit buku-buku yang sudah agar bisa didigitalkan," kata Zaki.
Kepala Dinas Perpustakaan Sumsel M Zaki Aslam di Palembang, Rabu, mengatakan Pada Tahun 2023 silam Tingkat Kegemaran Membaca (TGM) Sumsel berada di urutan 30 dari 34 Provinsi di Indonesia dengan skor 64,15 poin.
Oleh sebab itu, untuk memenuhi tingkat literasi masyarakat tersebut pihaknya mengupayakan peningkatan fasilitas perpustakaan mulai dari pengadaan buku baru hingga pendirian pojok baca.
"Maka dari itu, kami mencari cara lain bagaimana agar mendekatkan perpustakaan itu ke tengah masyarakat. Salah satunya dengan membuat pojok baca ke desa-desa, kelurahan dan tempat-tempat keramaian yang didatangi masyarakat," jelasnya.
Ia mengatakan keterbukaan informasi yang saat ini dapat diakses masyarakat dari seluruh kalangan membuat orang-orang mulai malas datang ke perpustakaan daerah.
"Kami mendorong pelayanan mendekat ke masyarakat mudah-mudahan tingkat kegemaran membaca meningkat. Selain itu, kami juga harus meningkatkan koleksi buku dan pustakawan," ujarnya
Menurut dia' masyarakat yang datang ke perpustakaan daerah hanya berkisar 100 pengunjung per hari. Mereka ke perpustakaan adalah orang-orang yang memiliki kepentingan dalam mengakses buku yang ada di perpusda.
"Kebanyakan mereka yang datang mengakses koleksi perpusda adalah mahasiswa dan pelajar. Untuk mengharapkan masyarakat datang dengan sendirinya sulit," jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga mengupayakan pengadaan buku-buku digital untuk memudahkan masyarakat mengakses buku. Hanya saja dirinya mengakui jika transformasi digital tersebut dipengaruhi keuangan daerah.
"Kami mengupayakan kerjasama ke penerbit buku-buku yang sudah agar bisa didigitalkan," kata Zaki.