Tanjungpinang, Kepri (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Uno menyebutkan batik gonggong khas Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) yang dikenakannya sebagai outer, adaptif dengan nuansa kekinian.
Outer sendiri merupakan busana yang digunakan pada bagian terluar dari susunan pakaian. Biasanya, outer berfungsi sebagai pemanis dalam berpakaian.
"Saya sangat menyukai, karena ini bagian adaptasi yang disesuaikan dengan nuansa kekinian," kata Sandiaga Uno saat menghadiri Workshop KaTa Kreatif di Tanjungpinang, Kepri, Minggu.
Outer batik khas gonggong diproduksi di Tanjungpinang dengan motif gonggong yang menjadi makanan laut ikonik atau khas di pusat ibukota Provinsi Kepri tersebut.
Tidak hanya jadi motif batik, namun juga dipakai untuk beberapa bangunan pemerintahan, salah satunya gedung gonggong Tanjungpinang.
Sandiaga menyebutkan penggunaan outer menjadi tren di kalangan anak-anak zaman sekarang yang dipadu dengan kaos.
Model pakaian seperti ini, kata dia, lebih nyaman dan diminati oleh kaum gen z dan milenial.
"Anak sekarang suka pakai kaos tutup dengan outer seperti ini," ujar Sandiaga.
Selain menggunakan outer batik khas gonggong, Sandiaga Uno juga memakai tanjak (topi) khas Melayu yang juga diproduksi oleh pelaku ekonomi kreatif di Kota Tanjungpinang.
Apalagi tanjak sudah banyak diminati di negara serumpun, seperti Malaysia dan Singapura.
"Kita memang memusatkan penggunaan produk dalam negeri guna mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air," ujarnya.
Sandiaga juga mengapresiasi produk-produk ekonomi kreatif dan UMKM di Tanjungpinang sudah go global dan dikirim ke beberapa negara termasuk Eropa.
"Salah satunya produk kue nastar sudah dikirim ke Darwin, Australia," katanya pula.
Sandiaga hadir ke Tanjungpinang sekaligus untuk membuka Festival Kopi Merdeka di Jalan Merdeka Tanjungpinang sekaligus masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024 pada Minggu malam.
Selanjutnya pada Senin (5/8), Sandiaga Uno juga dijadwalkan menghadiri peresmian gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri di Tanjungpinang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menparekraf: Batik gonggong Tanjungpinang adaptif ke nuansa kekinian
Outer sendiri merupakan busana yang digunakan pada bagian terluar dari susunan pakaian. Biasanya, outer berfungsi sebagai pemanis dalam berpakaian.
"Saya sangat menyukai, karena ini bagian adaptasi yang disesuaikan dengan nuansa kekinian," kata Sandiaga Uno saat menghadiri Workshop KaTa Kreatif di Tanjungpinang, Kepri, Minggu.
Outer batik khas gonggong diproduksi di Tanjungpinang dengan motif gonggong yang menjadi makanan laut ikonik atau khas di pusat ibukota Provinsi Kepri tersebut.
Tidak hanya jadi motif batik, namun juga dipakai untuk beberapa bangunan pemerintahan, salah satunya gedung gonggong Tanjungpinang.
Sandiaga menyebutkan penggunaan outer menjadi tren di kalangan anak-anak zaman sekarang yang dipadu dengan kaos.
Model pakaian seperti ini, kata dia, lebih nyaman dan diminati oleh kaum gen z dan milenial.
"Anak sekarang suka pakai kaos tutup dengan outer seperti ini," ujar Sandiaga.
Selain menggunakan outer batik khas gonggong, Sandiaga Uno juga memakai tanjak (topi) khas Melayu yang juga diproduksi oleh pelaku ekonomi kreatif di Kota Tanjungpinang.
Apalagi tanjak sudah banyak diminati di negara serumpun, seperti Malaysia dan Singapura.
"Kita memang memusatkan penggunaan produk dalam negeri guna mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di tanah air," ujarnya.
Sandiaga juga mengapresiasi produk-produk ekonomi kreatif dan UMKM di Tanjungpinang sudah go global dan dikirim ke beberapa negara termasuk Eropa.
"Salah satunya produk kue nastar sudah dikirim ke Darwin, Australia," katanya pula.
Sandiaga hadir ke Tanjungpinang sekaligus untuk membuka Festival Kopi Merdeka di Jalan Merdeka Tanjungpinang sekaligus masuk Kharisma Event Nusantara (KEN) 2024 pada Minggu malam.
Selanjutnya pada Senin (5/8), Sandiaga Uno juga dijadwalkan menghadiri peresmian gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepri di Tanjungpinang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menparekraf: Batik gonggong Tanjungpinang adaptif ke nuansa kekinian