Muaradua (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan menekan angka stunting melalui reformasi birokrasi tematik yang diterapkan di daerah itu.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) OKU Selatan Firman Bastari di Muaradua, Selasa, mengatakan reformasi birokrasi tematik langkah strategis yang diambil untuk mengatasi permasalahan stunting di wilayah itu.
"Pemkab OKU Selatan memanfaatkan digitalisasi untuk menurunkan angka stunting 14 persen tahun ini sesuai target nasional," katanya.
Dia menjelaskan reformasi birokrasi tematik menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mencapai tata kelola sistem pemerintahan yang baik.
Reformasi ini utamanya meliputi aspek kelembagaan dan organisasi, ketatalaksanaan, serta sumber daya manusia (SDM) aparatur.
Pemanfaatan digitalisasi ini, ujar dia, harus dapat mencapai target yang ditetapkan untuk menekan angka stunting di wilayah Kabupaten OKU Selatan.
"Ini menjadi tugas kita bersama dengan berkolaborasi untuk mengatasi stunting hingga ke tingkat desa di OKU Selatan," katanya.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi balita stunting di Kabupaten OKU Selatan menunjukkan hasil positif di mana pada 2021 sebanyak 24,8 persen dan turun menjadi 19,4 persen pada 2022.
Penurunan angka stunting ini didukung dengan Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang digalakkan pemerintah daerah setempat.
"Kami optimistis melalui upaya-upaya ini Kabupaten OKU Selatan dapat menuju zero stunting pada 2024," ujar Firman Bastari.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) OKU Selatan Firman Bastari di Muaradua, Selasa, mengatakan reformasi birokrasi tematik langkah strategis yang diambil untuk mengatasi permasalahan stunting di wilayah itu.
"Pemkab OKU Selatan memanfaatkan digitalisasi untuk menurunkan angka stunting 14 persen tahun ini sesuai target nasional," katanya.
Dia menjelaskan reformasi birokrasi tematik menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mencapai tata kelola sistem pemerintahan yang baik.
Reformasi ini utamanya meliputi aspek kelembagaan dan organisasi, ketatalaksanaan, serta sumber daya manusia (SDM) aparatur.
Pemanfaatan digitalisasi ini, ujar dia, harus dapat mencapai target yang ditetapkan untuk menekan angka stunting di wilayah Kabupaten OKU Selatan.
"Ini menjadi tugas kita bersama dengan berkolaborasi untuk mengatasi stunting hingga ke tingkat desa di OKU Selatan," katanya.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi balita stunting di Kabupaten OKU Selatan menunjukkan hasil positif di mana pada 2021 sebanyak 24,8 persen dan turun menjadi 19,4 persen pada 2022.
Penurunan angka stunting ini didukung dengan Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) yang digalakkan pemerintah daerah setempat.
"Kami optimistis melalui upaya-upaya ini Kabupaten OKU Selatan dapat menuju zero stunting pada 2024," ujar Firman Bastari.