Martapura (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan melakukan gerakan pengukuran dan intervensi serentak pada ribuan anak di wilayah setempat sebagai upaya pencegahan stunting atau kekerdilan.
Kepala Dinas Kesehatan OKU Timur Yakub di Martapura, Senin, mengatakan bahwa gerakan ini sebagai salah satu upaya untuk mengejar target nol atau zero stunting di wilayah itu pada 2024.
Dia mengatakan gerakan pengukuran dan intervensi serentak yang dilaksanakan sejak 14-30 Juni 2024 itu menyasar pada ribuan balita, ibu hamil dan calon pengantin.
"Kegiatan ini dilaksanakan di 651 Posyandu yang ada di Kabupaten OKU Timur selama Juni 2024," katanya.
Menurut dia, upaya-upaya intervensi baik spesifik maupun sensitif perlu terus dilakukan untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah setempat.
Di antaranya melalui penyelenggaraan intervensi penurunan stunting serentak sehingga menjadi awal perbaikan konvergensi bersama dan tingkat pencegahan yang lebih masif.
Dia menjelaskan stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang penyebabnya sangat kompleks dan memiliki dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun produktivitas ekonomi.
Stunting tidak hanya menyebabkan gangguan pada pertumbuhan anak dimana anak menjadi pendek tidak sesuai dengan usianya, namun juga terkait dengan perkembangan sel otak yang akhirnya akan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia pada tahun 2022 menempatkan Kabupaten OKU Timur di angka 19,1 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2023 menjadi 9,3 persen.
"Target kami pada 2024 OKU Timur zero stunting," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan OKU Timur Yakub di Martapura, Senin, mengatakan bahwa gerakan ini sebagai salah satu upaya untuk mengejar target nol atau zero stunting di wilayah itu pada 2024.
Dia mengatakan gerakan pengukuran dan intervensi serentak yang dilaksanakan sejak 14-30 Juni 2024 itu menyasar pada ribuan balita, ibu hamil dan calon pengantin.
"Kegiatan ini dilaksanakan di 651 Posyandu yang ada di Kabupaten OKU Timur selama Juni 2024," katanya.
Menurut dia, upaya-upaya intervensi baik spesifik maupun sensitif perlu terus dilakukan untuk mempercepat penurunan angka stunting di wilayah setempat.
Di antaranya melalui penyelenggaraan intervensi penurunan stunting serentak sehingga menjadi awal perbaikan konvergensi bersama dan tingkat pencegahan yang lebih masif.
Dia menjelaskan stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang penyebabnya sangat kompleks dan memiliki dampak sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun produktivitas ekonomi.
Stunting tidak hanya menyebabkan gangguan pada pertumbuhan anak dimana anak menjadi pendek tidak sesuai dengan usianya, namun juga terkait dengan perkembangan sel otak yang akhirnya akan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia pada tahun 2022 menempatkan Kabupaten OKU Timur di angka 19,1 persen dan mengalami penurunan pada tahun 2023 menjadi 9,3 persen.
"Target kami pada 2024 OKU Timur zero stunting," katanya.