Baturaja (ANTARA) - Tim Dokter Kesehatan (Dokkes) Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan memberikan sosialisasi sekaligus pelatihan tentang bantuan hidup dasar (BHD) kepada puluhan sopir angkutan umum untuk menekan angka kematian di jalan raya.
Kasi Humas Polres OKU IPTU Ibnu Holdon di Baturaja, Jumat, menjelaskan BHD adalah upaya pertolongan pertama terhadap korban yang mengalami kondisi gawat darurat di dalam perjalanan.
Pelatihan ini diperlukan masyarakat terutama para pengemudi angkutan umum agar mampu memberikan pertolongan pertama kepada korban yang mengalami kondisi gawat darurat seperti serangan jantung dan henti nafas secara mendadak sebelum mendapat pertolongan medis.
"Misalnya ada penumpang yang mengalami serangan jantung atau henti nafas secara mendadak di dalam mobil agar dapat diberikan pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa korban," jelasnya.
Menurut dia, layanan ambulans atau para medis tidak selalu bisa segera tiba di lokasi kejadian sehingga para sopir harus memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan hidup dasar kepada para penumpang yang mengalami kondisi gawat darurat.
Sosialisasi yang digelar di Terminal Rosalia Indah Baturaja tersebut melibatkan 22 orang sopir angkutan umum jarak jauh.
Dalam kegiatan tersebut para pengemudi dilatih dan mempraktikkan langsung cara melakukan pertolongan pertama terhadap korban.
"Melalui kegiatan ini para peserta diharapkan dapat memahami dan mempraktikkan apabila menemukan kasus gawat darurat di jalan sehingga dapat menekan angka kematian," ujarnya.
Kasi Humas Polres OKU IPTU Ibnu Holdon di Baturaja, Jumat, menjelaskan BHD adalah upaya pertolongan pertama terhadap korban yang mengalami kondisi gawat darurat di dalam perjalanan.
Pelatihan ini diperlukan masyarakat terutama para pengemudi angkutan umum agar mampu memberikan pertolongan pertama kepada korban yang mengalami kondisi gawat darurat seperti serangan jantung dan henti nafas secara mendadak sebelum mendapat pertolongan medis.
"Misalnya ada penumpang yang mengalami serangan jantung atau henti nafas secara mendadak di dalam mobil agar dapat diberikan pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa korban," jelasnya.
Menurut dia, layanan ambulans atau para medis tidak selalu bisa segera tiba di lokasi kejadian sehingga para sopir harus memiliki kemampuan untuk memberikan bantuan hidup dasar kepada para penumpang yang mengalami kondisi gawat darurat.
Sosialisasi yang digelar di Terminal Rosalia Indah Baturaja tersebut melibatkan 22 orang sopir angkutan umum jarak jauh.
Dalam kegiatan tersebut para pengemudi dilatih dan mempraktikkan langsung cara melakukan pertolongan pertama terhadap korban.
"Melalui kegiatan ini para peserta diharapkan dapat memahami dan mempraktikkan apabila menemukan kasus gawat darurat di jalan sehingga dapat menekan angka kematian," ujarnya.