Baturaja (ANTARA) - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), memberikan pelayanan khusus untuk korban banjir di wilayah itu yang kehilangan dokumen kependudukan akibat bencana alam.

Kepala Disdukcapil OKU Suryadi di Baturaja, Rabu, mengatakan bbanjir bandang yang terjadi di wilayah setempat pada 23 Mei 2024 tidak hanya menghanyutkan harta benda, namun dokumen administrasi kependudukan milik warga juga ikut hanyut atau rusak.

"Dokumen kependudukan ini sangat diperlukan masyarakat, apalagi untuk pencoblosan Pilkada 2024 nanti," katanya.

Terkait hal itu pihaknya memberikan pelayanan khusus melalui program inovasi pasca-banjir tahun 2024 dengan membuka posko pelayanan penerbitan dokumen rusak atau hilang akibat banjir untuk dicetak baru.

Posko tersebut dibuka pada dua kecamatan yang terdampak bencana banjir bandang yaitu di Kecamatan Baturaja Timur dan Kedaton Peninjauan Raya untuk melakukan perekaman data, sekaligus pencetakan dokumen kependudukan secara gratis.

"Sejak posko dibuka pasca-banjir kami telah melayani sekitar 1.000 laporan dari masyarakat yang kehilangan dokumen kependudukan akibat bencana alam," katanya. 
Menurut dia, rata-rata warga yang datang ke posko mengeluhkan kehilangan atau rusaknya dokumen kependudukan seperti KTP Elektronik, Kartu Keluarga (KK), dan akte kelahiran. 

"Alhamdulillah, semua laporan yang masuk sudah kami proses dan kini warga telah memiliki dokumen kependudukan pengganti yang rusak atau hanyut terbawa arus banjir," jelasnya.

Disdukcapil OKU juga akan membuka posko pelayanan pada sejumlah kawasan lainnya yang terdampak banjir seperti di Kecamatan Lengkiti, Sosoh Buay Rayap, Semidang Aji, dan Ulu Ogan.

Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU mencatat sebanyak 10.816 rumah warga di wilayah itu terdampak bencana banjir pada 23 Mei 2024 dini hari pukul 01.00 WIB.

Kepala BPBD OKU Januar Efendi mengatakan dari jumlah tersebut sebanyak 90 rumah warga mengalami rusak berat, bahkan satu rumah diantaranya hanyut terseret banjir bandang.

Bahkan akibat bencana alam yang disebabkan luapan Sungai Ogan tersebut merenggut enam jiwa dan merusak 18 jembatan gantung yang tersebar pada 16 desa di Kabupaten OKU, sehingga mengganggu aktivitas masyarakat di daerah itu.

Selain it, banjir juga merusak sejumlah fasilitas umum antara lain 18 gedung sekolah, 41 rumah ibadah, dan 15 fasilitas pemerintah, dengan kerugian mencapai miliaran rupiah.

Pewarta : Edo Purmana
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024