Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan (Sumsel), memprioritaskan perbaikan jembatan gantung di wilayah itu yang rusak diterjang banjir beberapa waktu lalu agar aktivitas masyarakat kembali normal.
Penjabat Bupati OKU Teddy Meilwansyah di Baturaja, Selasa, mengatakan bencana alam yang terjadi pada 7 Mei 2024 lalu tidak hanya merendam belasan ribu rumah penduduk, namun juga merusak sejumlah fasilitas umum, seperti empat unit jembatan gantung yang putus diterjang banjir akibat luapan Sungai Ogan.
Jembatan gantung yang mengalami kerusakan akibat banjir berada di beberapa desa meliputi Desa Karang Agung, Pusar, Banuayu, dan Lubuk Rukam.
"Perbaiki jembatan gantung ditargetkan dibangun pada September 2024 setelah dilaksanakan proses peninjauan dan lelang proyek," katanya.
Perbaikan infrastruktur yang rusak karena banjir itu, kata dia, menggunakan beberapa opsi seperti untuk jembatan gantung di Desa Lubuk Rukam diupayakan menggunakan anggaran APBD OKU tahun 2024 yang ada di Dinas PUPR OKU.
Sedangkan jembatan gantung di desa lainnya diupayakan perbaikan melalui anggaran dari pemerintah pusat, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI.
"Apalagi dari BNPB sebelumnya telah menyatakan siap membantu perbaikan jembatan gantung di Kabupaten OKU yang rusak diterjang banjir," ujarnya.
Sementara Kepala Desa Lubuk Rukam Izarullah secara terpisah mengatakan jembatan gantung di wilayahnya yang rusak diterjang banjir tersebut memiliki panjang sekitar 132 meter.
Jembatan ini menjadi akses penghubung masyarakat untuk menuju ke Dusun 6 di seberang sungai dan beberapa desa lainnya di Kecamatan Peninjauan.
Pasca-banjir beberapa waktu lalu masyarakat terpaksa melewati jalan alternatif yang memakan waktu sekitar dua jam untuk keluar dari desa karena kondisi jembatan tidak dapat difungsikan lagi.
"Kami sangat senang jika jembatan segera diperbaiki. Kalau bisa jembatan yang dibangun itu sifatnya semi permanen agar bisa dilewati kendaraan roda empat," ujarnya.