Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan menetapkan status tanggap darurat bencana banjir sebagai upaya penanggulangan sedini mungkin terhadap bencana alam di wilayah itu.
"OKU meningkatkan status siaga menjadi tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari ke depan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Januar Efendi, di Baturaja, Jumat.
Dia mengatakan, kebijakan ini dilakukan untuk mempercepat penanganan bencana dan proses evakuasi warga terdampak banjir.
Dia menjelaskan, banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Ogan pada awal pekan lalu merendam sekitar 5.000 rumah warga di beberapa kecamatan di Kabupaten OKU dengan ketinggian air mencapai 1-2 meter.
Meskipun tidak ada korban jiwa, namun bencana alam tersebut juga merusak sejumlah fasilitas umum seperti sarana pendidikan dan empat jembatan gantung putus diterjang banjir.
"Untuk kondisi saat ini banjir sudah surut. Memang ada beberapa wilayah seperti di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya yang masih kebanjiran karena merupakan daerah terparah terdampak bencana alam," katanya.
Dalam peningkatan status tanggap darurat banjir pihaknya menyebar personel ke seluruh daerah yang terdampak bencana untuk membantu warga membersihkan rumah dari material sisa banjir.
Pemkab OKU juga menyiapkan posko tempat pengungsian di beberapa titik untuk menampung korban banjir yang dilengkapi dengan dapur umum.
"Meskipun banjir sudah surut, namun masyarakat tetap kami minta untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana susulan supaya tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.
"OKU meningkatkan status siaga menjadi tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari ke depan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) OKU, Januar Efendi, di Baturaja, Jumat.
Dia mengatakan, kebijakan ini dilakukan untuk mempercepat penanganan bencana dan proses evakuasi warga terdampak banjir.
Dia menjelaskan, banjir yang terjadi akibat luapan Sungai Ogan pada awal pekan lalu merendam sekitar 5.000 rumah warga di beberapa kecamatan di Kabupaten OKU dengan ketinggian air mencapai 1-2 meter.
Meskipun tidak ada korban jiwa, namun bencana alam tersebut juga merusak sejumlah fasilitas umum seperti sarana pendidikan dan empat jembatan gantung putus diterjang banjir.
"Untuk kondisi saat ini banjir sudah surut. Memang ada beberapa wilayah seperti di Kecamatan Kedaton Peninjauan Raya yang masih kebanjiran karena merupakan daerah terparah terdampak bencana alam," katanya.
Dalam peningkatan status tanggap darurat banjir pihaknya menyebar personel ke seluruh daerah yang terdampak bencana untuk membantu warga membersihkan rumah dari material sisa banjir.
Pemkab OKU juga menyiapkan posko tempat pengungsian di beberapa titik untuk menampung korban banjir yang dilengkapi dengan dapur umum.
"Meskipun banjir sudah surut, namun masyarakat tetap kami minta untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi bencana susulan supaya tidak menimbulkan korban jiwa," ujarnya.