Palembang (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami deflasi secara bulanan (month to month/mtm) sebesar 0,08 persen pada bulan Januari Tahun 2024.
Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Kamis, mengatakan Sumsel secara bulanan mengalami deflasi, akan tetapi secara tahunan (year on year/yoy) mengalami inflasi sebesar 3,35 persen.
Ia menjelaskan mulai Februari 2024, Sumsel mengalami perubahan tahun dasar baru yakni menggunakan tahun dasar 2022=100 yang tentunya berpengaruh terhadap cakupan wilayah maupun komoditas yang dihitung.
"Mulai Februari 2024, ada dua wilayah tambahan yaitu Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (OKI). Sebelumnya hanya Kota Palembang dan Lubuklinggau," jelasnya.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, penyumbang terbesar deflasi yakni transportasi sebesar 0,04 persen, kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil sebesar 0,04 persen, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami perubahan 0,03 persen.
Kemudian, berdasarkan dari komoditas, andil terbesar inflasi Januari ini secara bulanan adalah cabai merah dengan andil sebesar 0,21 persen, cabai rawit 0,07 persen, angkutan udara sebesar 0,04 persen. Serta, beras mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Sedangkan, secara tahunan kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 2,29 persen.
“Komoditas-komoditasnya yang selama satu tahun lalu mengalami kenaikan yakni beras, tomat, daging ayam ras dan bawang putih,” jelasnya.
Ia mengatakan dari total empat kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumsel, deflasi terdalam secara bulanan terjadi di Kabupaten Muara Enim sebesar 0,28 persen dan terendah di Kota Palembang sebesar 0,02 persen.
Menurutnya, tekanan inflasi pada beberapa bulan ke depan masih relatif tinggi mengingat beberapa momen, seperti pemilihan umum (pemilu) , Hari Imlek, Ramadhan dan Idul Fitri.
“Sehingga, masih tetap perlu menjaga kestabilan harga dan program yang sudah ada tetap dilaksanakan dan dilanjutkan secara intensi,” kata Wahyu.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan dalam menekan lonjakan inflasi, pihaknya telah meluncurkan gerakan pengendalian inflasi se-Sumsel (GPISS) dan operasi murah di 18 titik kabupaten dan kota.
Ia menjelaskan dan operasi pasar murah itu akan terus dilaksanakan setiap hari Senin, Selasa, dan Kamis di masing-masing kabupaten dan kota di Sumsel.
"Sehingga, GPISS dan operasi murah ini akan kami terus masifkan untuk pengendalian inflasi di Sumsel," kata Fatoni.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS catat Sumsel alami deflasi 0,08 persen pada Januari 2024
Kepala BPS Sumsel Moh Wahyu Yulianto di Palembang, Kamis, mengatakan Sumsel secara bulanan mengalami deflasi, akan tetapi secara tahunan (year on year/yoy) mengalami inflasi sebesar 3,35 persen.
Ia menjelaskan mulai Februari 2024, Sumsel mengalami perubahan tahun dasar baru yakni menggunakan tahun dasar 2022=100 yang tentunya berpengaruh terhadap cakupan wilayah maupun komoditas yang dihitung.
"Mulai Februari 2024, ada dua wilayah tambahan yaitu Kabupaten Muara Enim dan Ogan Komering Ilir (OKI). Sebelumnya hanya Kota Palembang dan Lubuklinggau," jelasnya.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, penyumbang terbesar deflasi yakni transportasi sebesar 0,04 persen, kelompok pakaian dan alas kaki dengan andil sebesar 0,04 persen, serta kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami perubahan 0,03 persen.
Kemudian, berdasarkan dari komoditas, andil terbesar inflasi Januari ini secara bulanan adalah cabai merah dengan andil sebesar 0,21 persen, cabai rawit 0,07 persen, angkutan udara sebesar 0,04 persen. Serta, beras mengalami deflasi sebesar 0,03 persen.
Sedangkan, secara tahunan kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 2,29 persen.
“Komoditas-komoditasnya yang selama satu tahun lalu mengalami kenaikan yakni beras, tomat, daging ayam ras dan bawang putih,” jelasnya.
Ia mengatakan dari total empat kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumsel, deflasi terdalam secara bulanan terjadi di Kabupaten Muara Enim sebesar 0,28 persen dan terendah di Kota Palembang sebesar 0,02 persen.
Menurutnya, tekanan inflasi pada beberapa bulan ke depan masih relatif tinggi mengingat beberapa momen, seperti pemilihan umum (pemilu) , Hari Imlek, Ramadhan dan Idul Fitri.
“Sehingga, masih tetap perlu menjaga kestabilan harga dan program yang sudah ada tetap dilaksanakan dan dilanjutkan secara intensi,” kata Wahyu.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Agus Fatoni mengatakan dalam menekan lonjakan inflasi, pihaknya telah meluncurkan gerakan pengendalian inflasi se-Sumsel (GPISS) dan operasi murah di 18 titik kabupaten dan kota.
Ia menjelaskan dan operasi pasar murah itu akan terus dilaksanakan setiap hari Senin, Selasa, dan Kamis di masing-masing kabupaten dan kota di Sumsel.
"Sehingga, GPISS dan operasi murah ini akan kami terus masifkan untuk pengendalian inflasi di Sumsel," kata Fatoni.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BPS catat Sumsel alami deflasi 0,08 persen pada Januari 2024