Baturaja (ANTARA) - Balai Bahasa Sumatera Selatan (Sumsel) merevitalisasi bahasa daerah di enam kabupaten/kota di Bumi Sriwijaya agar tetap lestari dan digunakan oleh masyarakat luas.
Kepala Balai Bahasa Sumsel, Karyono di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Jumat, mengatakan bahwa revitalisasi bahasa daerah ini dilakukan dengan melibatkan enam kabupaten/kota di Sumsel meliputi Kabupaten OKI, OKU, Muaraenim, OKU Timur, OKU Selatan dan Kota Palembang.
"Ada banyak ragam bahasa daerah di Provinsi Sumsel ini seperti Bahasa Komering dan Ogan yang perlu direvitalisasi agar tetap lestari dan digunakan oleh masyarakat luas," katanya.
Menurut dia, banyak bahasa dan sastra di Indonesia yang terancam punah karena jumlah masyarakat menggunakan bahasa daerah turun seiring dengan kemajuan teknologi dan zaman.
Oleh sebab itu, revitalisasi bahasa dilakukan secara bertahap terutama untuk mendorong para generasi muda di Sumsel agar mencintai bahasa daerah supaya mereka tidak malu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk melestarikan bahasa daerah, kata dia, pihaknya mengoptimalkan revitalisasi bahasa daerah dengan memberikan pelatihan kepada para guru utama di enam kabupaten/kota di Sumsel tersebut.
Ia berharap, revitalisasi bahasa daerah ini dapat menumbuhkan semangat penutur aktif bahasa daerah untuk senantiasa mempelajari bahasa dengan penuh sukacita melalui media yang mereka sukai.
"Selain itu, aktivitas ini juga diharapkan dapat menjadi ruang untuk menjaga keberlangsungan hidup bahasa dan sastra daerah," harapnya.
Sementara, Koordinator KKLP Balai Bahasa Sumsel, Vita Nirmala menambahkan dalam revitalisasi bahasa daerah pihaknya menghadirkan narasumber dari Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek.
"Untuk tahap awal revitalisasi bahasa daerah tahun ini akan dilakukan dengan Diskusi Kelompok Terpumpun yang diselenggarakan pada Februari 2024 dan dilanjutkan pelatihan guru utama," ujarnya.*
Kepala Balai Bahasa Sumsel, Karyono di Baturaja, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Jumat, mengatakan bahwa revitalisasi bahasa daerah ini dilakukan dengan melibatkan enam kabupaten/kota di Sumsel meliputi Kabupaten OKI, OKU, Muaraenim, OKU Timur, OKU Selatan dan Kota Palembang.
"Ada banyak ragam bahasa daerah di Provinsi Sumsel ini seperti Bahasa Komering dan Ogan yang perlu direvitalisasi agar tetap lestari dan digunakan oleh masyarakat luas," katanya.
Menurut dia, banyak bahasa dan sastra di Indonesia yang terancam punah karena jumlah masyarakat menggunakan bahasa daerah turun seiring dengan kemajuan teknologi dan zaman.
Oleh sebab itu, revitalisasi bahasa dilakukan secara bertahap terutama untuk mendorong para generasi muda di Sumsel agar mencintai bahasa daerah supaya mereka tidak malu menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk melestarikan bahasa daerah, kata dia, pihaknya mengoptimalkan revitalisasi bahasa daerah dengan memberikan pelatihan kepada para guru utama di enam kabupaten/kota di Sumsel tersebut.
Ia berharap, revitalisasi bahasa daerah ini dapat menumbuhkan semangat penutur aktif bahasa daerah untuk senantiasa mempelajari bahasa dengan penuh sukacita melalui media yang mereka sukai.
"Selain itu, aktivitas ini juga diharapkan dapat menjadi ruang untuk menjaga keberlangsungan hidup bahasa dan sastra daerah," harapnya.
Sementara, Koordinator KKLP Balai Bahasa Sumsel, Vita Nirmala menambahkan dalam revitalisasi bahasa daerah pihaknya menghadirkan narasumber dari Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbudristek.
"Untuk tahap awal revitalisasi bahasa daerah tahun ini akan dilakukan dengan Diskusi Kelompok Terpumpun yang diselenggarakan pada Februari 2024 dan dilanjutkan pelatihan guru utama," ujarnya.*