Baturaja (ANTARA) - Sebanyak 11 desa di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan menyatakan dukungan dalam gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBABS), terutama di sungai untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
"Ada 11 desa di OKU yang mendeklarasikan gerakan SBS sebagai bentuk dukungan untuk tidak membuang air besar sembarangan," kata Kepala Dinas Kesehatan OKU Dedi Wijaya di Baturaja, Jumat.
Dia mengatakan, 11 desa tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten OKU antara lain Desa Lengkayap, Kecamatan Lengkiti, Pengandonan, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Lubuk Batang, dan Peninjauan.
Menurut dia, sejauh ini dari 157 desa yang ada di Kabupaten OKU, sebanyak 100 desa diantaranya sudah mendeklarasikan gerakan SBABS seperti Desa Lubuk Batang Lama, Karta Mulia, Karang Endah, Kepayang, Fajar Jaya, Ujan Mas, Marta Jaya, Desa Ulak Pandan, Kelurahan Sukaraya, Sekarjaya dan Air Paoh.
"Tahun lalu sebanyak 89 desa sudah mendeklarasikan SBABS sehingga total saat ini 100 desa. Untuk desa-desa lainnya diupayakan menerapkan hal yang sama pada 2024," katanya.
Dia menjelaskan, SBABS merupakan gerakan yang mendesak untuk dilaksanakan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat dengan cara membuat jamban keluarga berikut sumber air bersih sehingga tercipta lingkungan yang benar-benar bebas dari penyakit.
Dalam gerakan ini, kata dia, masyarakat diajak agar stop membuang air besar di sembarang tempat seperti di sungai untuk menjaga lingkungan sekitar supaya tetap bersih sehingga dapat terhindar dari penyebaran penyakit menular.
Selain itu, dengan stop membuang air besar sembarangan juga tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau untuk kebutuhan sehari-hari.
Kemudian, dengan membuang hajat pada tempatnya pun tidak akan mengundang serangga dan binatang yang dapat menyebarluaskan bibit penyakit menular berbahaya ke tubuh manusia.
Ia berharap melalui gerakan SBABS ini dapat mengedukasi masyarakat agar membuat jamban sendiri sehingga tidak membuang air besar di sungai yang dapat mencemari lingkungan sekitar.
"Target kami pada 2024 nanti seluruh desa di OKU ikut serta menyatakan dukungan dalam gerakan SBABS untuk diterapkan di lingkungan masing-masing," ujarnya.
"Ada 11 desa di OKU yang mendeklarasikan gerakan SBS sebagai bentuk dukungan untuk tidak membuang air besar sembarangan," kata Kepala Dinas Kesehatan OKU Dedi Wijaya di Baturaja, Jumat.
Dia mengatakan, 11 desa tersebut tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten OKU antara lain Desa Lengkayap, Kecamatan Lengkiti, Pengandonan, Sosoh Buay Rayap, Baturaja Timur, Lubuk Batang, dan Peninjauan.
Menurut dia, sejauh ini dari 157 desa yang ada di Kabupaten OKU, sebanyak 100 desa diantaranya sudah mendeklarasikan gerakan SBABS seperti Desa Lubuk Batang Lama, Karta Mulia, Karang Endah, Kepayang, Fajar Jaya, Ujan Mas, Marta Jaya, Desa Ulak Pandan, Kelurahan Sukaraya, Sekarjaya dan Air Paoh.
"Tahun lalu sebanyak 89 desa sudah mendeklarasikan SBABS sehingga total saat ini 100 desa. Untuk desa-desa lainnya diupayakan menerapkan hal yang sama pada 2024," katanya.
Dia menjelaskan, SBABS merupakan gerakan yang mendesak untuk dilaksanakan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat dengan cara membuat jamban keluarga berikut sumber air bersih sehingga tercipta lingkungan yang benar-benar bebas dari penyakit.
Dalam gerakan ini, kata dia, masyarakat diajak agar stop membuang air besar di sembarang tempat seperti di sungai untuk menjaga lingkungan sekitar supaya tetap bersih sehingga dapat terhindar dari penyebaran penyakit menular.
Selain itu, dengan stop membuang air besar sembarangan juga tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau untuk kebutuhan sehari-hari.
Kemudian, dengan membuang hajat pada tempatnya pun tidak akan mengundang serangga dan binatang yang dapat menyebarluaskan bibit penyakit menular berbahaya ke tubuh manusia.
Ia berharap melalui gerakan SBABS ini dapat mengedukasi masyarakat agar membuat jamban sendiri sehingga tidak membuang air besar di sungai yang dapat mencemari lingkungan sekitar.
"Target kami pada 2024 nanti seluruh desa di OKU ikut serta menyatakan dukungan dalam gerakan SBABS untuk diterapkan di lingkungan masing-masing," ujarnya.