Palembang (ANTARA) - Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan mendeteksi tujuh daerah di provinsi setempat sepanjang 2023 ini menjadi sasaran kelompok radikalisme dan terorisme mengembangkan paham negatif itu.
"Tujuh daerah itu yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Banyuasin, Musirawas, Kabupaten Empat Lawang serta Kota Lubuklinggau dan Pagaralam," kata Ketua FKPT Sumsel Ahmad Romi Afriansyah dalam kegiatan sosialisasi kepada mahasiswa di Palembang, Selasa.
Dia menjelaskan, berdasarkan penelitian pihaknya, sejak awal tahun 2023 sudah ada beberapa daerah di Sumsel yang menjadi sasaran atau zona merah dari kelompok radikalisme dan terorisme.
Untuk itu, pihaknya gencar melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat khususnya generasi milenial agar mereka bisa menghindari pemahaman radikalisme dan terorisme.
"Berdasarkan penelitian yang dilakukan FKPT generasi milenial sangat rentan untuk disusupi pemahaman yang mengacu pada tindakan radikalisme dan terorisme," ujarnya.
Melihat hasil penelitian tersebut, pihaknya memfokuskan sosialisasi tentang pencegahan bahaya paham radikalisme dan terorisme di kalangan mahasiswa yang merupakan kelompok milenial.
Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan mengundang perwakilan mahasiswa ke suatu acara atau tim FKPT Sumsel mengunjungi kampus perguruan tinggi negeri dan swasta di wilayah Sumsel.
Melalui upaya tersebut diharapkan dapat melindungi dan menyelamatkan mahasiswa atau generasi milenial di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu terpapar paham radikalisme dan terorisme, ujar Romi.
"Tujuh daerah itu yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), Banyuasin, Musirawas, Kabupaten Empat Lawang serta Kota Lubuklinggau dan Pagaralam," kata Ketua FKPT Sumsel Ahmad Romi Afriansyah dalam kegiatan sosialisasi kepada mahasiswa di Palembang, Selasa.
Dia menjelaskan, berdasarkan penelitian pihaknya, sejak awal tahun 2023 sudah ada beberapa daerah di Sumsel yang menjadi sasaran atau zona merah dari kelompok radikalisme dan terorisme.
Untuk itu, pihaknya gencar melakukan kegiatan sosialisasi kepada masyarakat khususnya generasi milenial agar mereka bisa menghindari pemahaman radikalisme dan terorisme.
"Berdasarkan penelitian yang dilakukan FKPT generasi milenial sangat rentan untuk disusupi pemahaman yang mengacu pada tindakan radikalisme dan terorisme," ujarnya.
Melihat hasil penelitian tersebut, pihaknya memfokuskan sosialisasi tentang pencegahan bahaya paham radikalisme dan terorisme di kalangan mahasiswa yang merupakan kelompok milenial.
Kegiatan sosialisasi dilakukan dengan mengundang perwakilan mahasiswa ke suatu acara atau tim FKPT Sumsel mengunjungi kampus perguruan tinggi negeri dan swasta di wilayah Sumsel.
Melalui upaya tersebut diharapkan dapat melindungi dan menyelamatkan mahasiswa atau generasi milenial di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu terpapar paham radikalisme dan terorisme, ujar Romi.