Baturaja (ANTARA) - Kepala Dinas Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan Dedi Wijaya  menyatakan  berdasarkan penilaian Tim Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, daerah tersebut bebas dari frambusia atau penyakit kulit.

"Hal itu terungkap setelah Tim Kemenkes RI bersama Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel melakukan penilaian frambusia di Kabupaten OKU pada Selasa (14/11)," katanya di Baturaja, Kamis.

Dedi menyampaikan, bahwa tujuan kedatangan Tim Penilai Asesmen Eradikasi Frambusia di OKU, yaitu untuk mencapai target sertifikasi OKU sebagai kabupaten bebas frambusia pada tahun 2023.

Dia menjelaskan, frambusia adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh buruknya Personal Hygiene, seperti jarang mandi, dan faktor sanitasi yang tidak memadai.

Penyakit ini bisa menular melalui kontak langsung dengan ruam pada kulit yang terinfeksi dan dapat masuk ke dalam tubuh seseorang melalui luka terbuka atau goresan di kulit.

Pada awalnya frambusia hanya akan menyerang kulit, namun seiring berjalannya waktu, penyakit ini juga dapat menyerang tulang dan sendi.


"Alhamdulillah sejauh ini belum ditemukan kasus frambusia di OKU, namun tim penilai dari Kemenkes RI datang untuk verifikasi dan validasi," kata dia.

Verifikasi ini dilakukan di seluruh lini kesehatan OKU, termasuk 18 Puskesmas yang sedang diteliti agar Kabupaten OKU tersertifikasi sebagai kabupaten bebas frambusia.

Sementara, Ketua Tim Kementerian Kesehatan RI Ridwan Mawardi menyampaikan bahwa penilaian dilakukan untuk memastikan daerah bebas frambusia melalui beberapa tahapan, termasuk sertifikasi.

Dia menyatakan pentingnya menjadi daerah bebas frambusia, terutama di Indonesia yang berisiko tinggi terhadap penyakit ini.

Dipilihnya Kabupaten OKU untuk penilaian, Ridwan menyebutkan bahwa gambaran frambusia dipengaruhi oleh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta ketersediaan sumber air bersih.

"PHBS di OKU cukup baik dan sumber air bersih memadai," ujarnya.

Adapun tahapan penilaian melibatkan dokumen kesehatan, penilaian kinerja, potensi frambusia, dan keberadaan tim medis yang mampu mendiagnosa dan mengobati.

"Berdasarkan laporan pusat, OKU dinyatakan bebas dari frambusia, dan kami memastikan setelah penilaian ini akan memberikan sertifikat bebas frambusia," tegasnya.


Pewarta : Edo Purmana
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024