Jakarta (ANTARA) - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti mengatakan kesehatan mata berpengaruh terhadap kualitas individu dan produktivitas masyarakat.
"Kesehatan mata sangat berpengaruh terhadap kualitas individu dan produktivitas masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Eva menyatakan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mencegah gangguan penglihatan akan menjaga masyarakat tetap produktif dalam beraktivitas.
"Terutama bagi pekerja kantoran yang dalam keseharian terbiasa bekerja menatap layar dalam jangka waktu yang lama, sehingga intervensi sedini mungkin harus dilakukan," tambahnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2023, kata dia, menunjukkan jumlah penduduk Indonesia yang bekerja mencapai 138,63 juta orang. Artinya, sekitar separuh penduduk Indonesia memiliki risiko terhadap gangguan penglihatan di tempat kerja, baik sektor formal maupun informal.
Eva menilai upaya edukasi harus dilakukan secara masif, bersamaan dengan dukungan para pemangku kepentingan di tempat kerja, melalui adanya deteksi dini gangguan penglihatan bagi para pekerja yang bertujuan untuk meminimalisir faktor risiko terjadinya gangguan mata.
Salah satu upaya edukasi yang dilakukan Kemenkes adalah dengan memperingati Hari Penglihatan Sedunia yang diperingati setiap Kamis kedua Oktober setiap tahunnya.
"Peringatan Hari Penglihatan Sedunia juga dimaksudkan untuk mendorong para pemangku kebijakan di tempat kerja untuk peduli terhadap kesehatan mata bagi karyawan, termasuk mengajak pekerja untuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan,” ujarnya.
Dalam keterangan yang sama, Wakil Ketua III Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia dr Trilaksana memberikan sejumlah tips postur yang baik saat bekerja dengan komputer.
Pertama, kata Trilaksana, dengan memastikan posisi tempat duduk nyaman. Kedua, jarak layar komputer sebaiknya 40-75 cm dari mata. Ketiga menggunakan filter proteksi radiasi komputer.
Keempat, sambungnya, kemiringan antara layar komputer dan mata maksimal 20 derajat, dan kelima, menyimpan materi di tempat strategis sehingga tidak perlu menggerakkan kepala terlalu sering.
"Keenam memastikan pencahayaan yang cukup, dan ketujuh berkedip secara berkala untuk mencegah iritasi," ujarnya.
Trilaksana juga menganjurkan menerapkan metode 20:20:20 saat bekerja untuk mencegah mata lelah. Caranya, setiap setelah menatap layar komputer atau gawai selama 20 menit, alihkan pandangan untuk melihat objek sejauh 20 kaki atau sejauh enam meter dan istirahatkan mata selama 20 detik.
"Kesehatan mata sangat berpengaruh terhadap kualitas individu dan produktivitas masyarakat," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Eva menyatakan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mencegah gangguan penglihatan akan menjaga masyarakat tetap produktif dalam beraktivitas.
"Terutama bagi pekerja kantoran yang dalam keseharian terbiasa bekerja menatap layar dalam jangka waktu yang lama, sehingga intervensi sedini mungkin harus dilakukan," tambahnya.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2023, kata dia, menunjukkan jumlah penduduk Indonesia yang bekerja mencapai 138,63 juta orang. Artinya, sekitar separuh penduduk Indonesia memiliki risiko terhadap gangguan penglihatan di tempat kerja, baik sektor formal maupun informal.
Eva menilai upaya edukasi harus dilakukan secara masif, bersamaan dengan dukungan para pemangku kepentingan di tempat kerja, melalui adanya deteksi dini gangguan penglihatan bagi para pekerja yang bertujuan untuk meminimalisir faktor risiko terjadinya gangguan mata.
Salah satu upaya edukasi yang dilakukan Kemenkes adalah dengan memperingati Hari Penglihatan Sedunia yang diperingati setiap Kamis kedua Oktober setiap tahunnya.
"Peringatan Hari Penglihatan Sedunia juga dimaksudkan untuk mendorong para pemangku kebijakan di tempat kerja untuk peduli terhadap kesehatan mata bagi karyawan, termasuk mengajak pekerja untuk melakukan deteksi dini gangguan penglihatan,” ujarnya.
Dalam keterangan yang sama, Wakil Ketua III Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia dr Trilaksana memberikan sejumlah tips postur yang baik saat bekerja dengan komputer.
Pertama, kata Trilaksana, dengan memastikan posisi tempat duduk nyaman. Kedua, jarak layar komputer sebaiknya 40-75 cm dari mata. Ketiga menggunakan filter proteksi radiasi komputer.
Keempat, sambungnya, kemiringan antara layar komputer dan mata maksimal 20 derajat, dan kelima, menyimpan materi di tempat strategis sehingga tidak perlu menggerakkan kepala terlalu sering.
"Keenam memastikan pencahayaan yang cukup, dan ketujuh berkedip secara berkala untuk mencegah iritasi," ujarnya.
Trilaksana juga menganjurkan menerapkan metode 20:20:20 saat bekerja untuk mencegah mata lelah. Caranya, setiap setelah menatap layar komputer atau gawai selama 20 menit, alihkan pandangan untuk melihat objek sejauh 20 kaki atau sejauh enam meter dan istirahatkan mata selama 20 detik.